Christianity Today Bersukacita Atas Ragi Kharismatik

(Berita Mingguan GITS 23 Mei 2010, diterjemahkan dari www.wayoflife.org)
Dalam sebuah artikel baru-baru ini, David Neff, wakil presiden dari Christianity Today, menulis secara positif tentang gerakan Kharismatik dan menyamakannya dengan ragi. “Ada analis yang mengatakan bahwa kebangkitan rohani kharismatik telah padam. Lebih akurat untuk menggambarkannya seperti Yesus menggambarkan kerajaan Allah: seperti ragi yang mengkhamiri seluruh adonan roti. Anda tidak dapat lagi melihatnya sebagai suatu gerakan, tetapi ia telah mengubah cara ibadah kebanyakan gereja. Lagu yang diulang-ulang dan tangan yang diangkat kini sudah biasa. Kecuali di kantung-kantung perlawanan garis keras, jika ada seorang sesama Kristen yang memuji Allah dalam suatu bahasa doa yang pribadi tidak lagi mengherankan” (“Ardor and Order,” Christianity Today, 12 Mei 2010). Hughie Seaborne dari Australia, seorang mantan Pantekosta dan Kharismatik, membuat komentar-komentar penting berikut ini: “Di tahun-tahun saya masih terindoktrinasi oleh pengajaran-pengajaran Pantekosta dan Kharismatik, selalu ada suatu keraguan yang tidak dapat saya jelaskan hingga tahun 1994 ketika Toronto Blessing muncul di dunia dan memaksa saya untuk melakukan pembelajaran yang serius, terutama mengenai kebangkitan rohani akhir zaman. Sekali saya sampai kepada kesimpulan bahwa Toronto tidak mungkin berasal dari Allah, dan jika Toronto semestinya berlanjut dengan kebangkitan rohani yang akan mengantar kepada Kerajaan, sebagaimana diklaim oleh semua orang, maka jelaslah bahwa pengharapan akan kebangkitan rohani yang semacam itu didasarkan pada penipuan. Ketika saya akhirnya tiba pada kesimpulan ini, seolah-olah ada yang menyalakan lampu…..Mengenai Matius 13:33, ragi itu, yang melambangkan doktrin yang palsu, diambil oleh seorang perempuan dan diadukkan (disembunyikan) ke dalam tepung terigu tiga sukat. Tepung terigu mewakili doktrin yang murni dan tidak tercemari. Alkitab mengatakan bahwa perempuan itu mengadukkannya [menyembunyikan dalam KJV]! Ia tidak melakukannya secara terbuka tetapi secara tersembunyi. Ia tidak keluar dan mengumumkan kepada semua orang bahwa ia akan mengkhamirkan tepung itu. Jadi seharusnya saya sudah bisa langsung melihat, berlawanan dengan apa yang diajarkan oleh guru-guru Pantekosta/Kharismatik saya, bahwa ia melakukan sesuatu yang jahat terhadap doktrin itu. Perumpamaan ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan penginjilan dunia dan tuaian akhir zaman yang hebat, sebagaimana dimaksudkan oleh David Neff tentunya. Perumpamaan ini adalah tentang penyebaran doktrin yang salah dalam pengajaran gereja-gereja. Dan doktrin yang salah telah menyebar dan mengkhamiri pengajaran sedemikian rupa sehingga, seperti ragi dalam roti, ia tidak dapat lagi dibedakan. Namun ragi itu telah berhasil mencapai tujuannya, sebagaimana David Neff tanpa sadar menulis dengan berbunga-bunga dalam artikelnya. ‘Ia telah mengubah cara ibadah kebanyakan gereja. ….Kecuali di kantung-kantung perlawanan garis keras…’ Siapakah yang ia maksud dengan kantung-kantung perlawanan garis keras? Yaitu para fundamentalis yang masih berpegang pada Kitab Suci seperti 2 Timotius 4:1-5 dan 2 Petrus 2:1-2. Saya merenungkan, siapa kira-kira perempuan yang ada dalam Matius 13:33? Saya tidak dapat tidak memikirkan Wahyu 17:3-6. Hal yang sangat menakjubkan mengenai Gerakan Kharismatik adalah bahwa telah ada “seorang perempuan memakai kain ungu dan kain kirmizi’ di latar belakang sejak kelahiran gerakan ini, bersembunyi di balik bayang-bayang, berpura-pura tidak ikut serta dalam apa yan terjadi. Tetapi sedikit penyelidikan membeberkan sebaliknya. Ketika saya diselamatkan di sebuah Gereja Anglikan/Uniting Co-operating pada tahun 1982, kami memiliki dua kebaktian setiap hari Minggu. Satu di pagi hari, yaitu yang Anglikan Kharismatik, dan satu lagi di sore hari yang dihadiri oleh tipe Katolik progresif yang senang dengan pengalaman Kharismatik. Itulah perkenalan saya yang pertama kepada ekumenisme, yang, sebagaimana saya pertama diajar, saya pikir waktu itu adalah hal yang hebat. Ia benar-benar sangat cocok dengan orang-orang Katolik itu sampai saya mulai menanyakan pertanyaan-pertanyaan doktrin yang sederhana. Hari ini, pengalaman Kharismatik, dan segala sesuatu yang satu paket dengan itu, adalah lem yang merekatkan Gerakan Ekumene menjadi satu. Orang Roma Katolik yang mengaku telah berbahasa lidah, misalnya, langsung dianggap sebagai seorang saudara atau saudari dalam Kristus. Itulah ragi yang telah dicampurkan ke dalam tepung oleh seorang perempuan.”

This entry was posted in Ekumenisme, Kharismatik/Pantekosta and tagged , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *