Kejujuran Alkitab Membuktikan Ia Firman Allah

(Berita Mingguan GITS 26 Juni 2010, diterjemahkan dari www.wayoflife.org)
Ketika manusia menulis biografi tentang pahlawan-pahlawannya, seringkali ia akan menghilangkan atau memperlembut kesalahan-kesalahan mereka; tetapi Alkitab memperlihatkan kualitas ilahinya dengan menyatakan manusia sebagaimana adanya. Bahkan orang-orang yang terbaik dalam Alkitab sekalipun digambarkan lengkap dengan segala kesalahan mereka. Kita diberitahu dengan jelas tentang pemberontakan Adam, kemabukan Nuh, perselingkuhan Daud, kesesatan Salomo, ngambeknya Yunus, penyangkalan Petrus akan tuannya, perselisihan Paulus dan Barnabas, ketidakpercayaan para murid akan kebangkitan Yesus Kristus, dan juga dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan gereja-gereja mula-mula. Alkitab ditulis oleh orang-orang Yahudi, tetapi dengan jujur membeberkan kesalahan-kesalahan orang-orang Yahudi: ketegaran dan ketidakpercayaan mereka yang menyebabkan mereka berkelana di padang gurun selama 40 tahun, kejatuhan mereka ke dalam penyembahan berhala pada masa hakim-hakim, pemberontakan yang menyebabkan mereka terbuang dari tanah perjanjian dan tersebar ke seluruh penjuru bumi selama dua milenium. Sungguh, kejujuran Alkitab membuktikan bahwa Ia adalah Firman Allah yang hidup.

This entry was posted in Alkitab and tagged , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

3 Responses to Kejujuran Alkitab Membuktikan Ia Firman Allah

  1. InRicK says:

    Pak Steven, saya betul percaya bahwa Alkitab tidak ada salah sedikitpun sampai titik, koma-nya pun tidak ada (dalam bahasa asli-nya). Tetapi, di dalam kitab – kitab terjemahan didapati ada lebih dari ratusan kesalahan secara teknis karena faktor budaya, bahasa, dan juga hadirnya Alkitab versi CT. Untung LAI penerbit Alkitab Bahasa Indonesia sudah me-revisi, ayat yang tidak ada di Alkitab Indo (karena dasar-nya CT), dilengkapi lagi dari TR. Cuma seperti halnya di Kitab Yohanes Pasal 8:1, masih lolos koreksi, tanpa dilengkapi “…, kebenaran bukan di dalam daging tetapi dalam roh.”

    Pak Steven, pertanyaan saya:
    1. Apakah kesalahan – kesalahan dalam Alkitab bahasa lokal ini sudah merusak “Ketiada-salahan Alkitab”?
    2. Bagaimana menyikapi banyak-nya kekurangan – kekurangan ini supaya Alkitab bahasa lokal juga bisa menjadi dasar yang kuat untuk menyatakan kebenaran?
    3. Kalau boleh tahy, apa jawaban yang saya harus berikan kalau ditanya, “Alkitab lokal saja banyak salah-nya, bagaimana kamu bisa jamin kalau Alkitab itu gak ada salah?” Terima kasih Pak Steven…

  2. InRicK says:

    Maaf Pak Steven, mau ralat sedikit untuk pertanyaan saya:

    1. Kalimat, [Cuma seperti halnya di Kitab Roma Pasal 8:1, masih lolos koreksi, tanpa dilengkapi kelanjutan “…, yang tidak berjalan menurut daging, tapi menurut roh.”]
    2. Kalau boleh *tahu,

  3. Dr. Steven says:

    1. Tidak merusak ketiadasalahan Alkitab, karena ketika kita bicara ketiadasalahan Alkitab, dari awal yang kita maksud adalah Alkitab bahasa asli.
    2. Bisa dengan cara memunculkan Alkitab bahasa lokal yang lebih baik.
    3. Jelaskan perbedaan antara proses pengilhaman dan proses penerjemahan. Ketika terjemahan ada salah, maka yang salah itu penerjemah, bukan penulis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *