(Berita Mingguan GITS 21 Mei 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini dari Creation Moments:
Sebelum kalian semua berpikir bahwa Creation Moments kini memakai taktik ejek mengejek, perbolehkan kami menjelaskan judul blog di atas.
Baru-baru ini kami bertanya kepada para evolusionis di halaman Facebook kami untuk memberitahu yang mana yang duluan ada: jantung, darah, atau pembuluh darah? Kalau jantung yang paling pertama berevolusi, katakanlah, apa gunanya tanpa dua benda yang lain itu? Jika darah yang duluan berevolusi…ya, anda sudah bisa menangkap intinya.
Satu-satunya evolusionis yang merespons sama sekali mengelak pertanyaan tersebut, tetapi dia mengatakan bahwa jantung bisa saja dengan mudah berasal dari proses-proses alami. Toh, dia bilang, jantung hanyalah “suatu pompa sederhana.”
Mengikuti pola pikir dia, kami lalu bertanya apakah mata adalah kamera yang sederhana dan apakah otak adalah komputer yang sederhana. Walaupun dia tidak merespons, kami curiga bahwa dia akan menjawab “ya” tetapi berpikir ulang, karena dia tahu dia sedang menggali lubang yang lebih dalam lagi bagi dirinya sendiri.
Beberapa hari yang lalu, seorang evolusionis menulis: “Jika sebuah molekul yang dapat memperbanyak diri terbentuk, maka seleksi alam akan membimbing pembentukan replikator yang semakin efisien. Objek yang dapat memperbanyak diri yang pertama tidaklah harus sekompleks sebuah sel modern atau bahkan seuntai DNA. Molekul tertentu yang dapat memperbanyak diri sama sekali tidak kompleks (menurut ukuran molekul organik).”
Anda dapat melihat suatu pola di sini? Para evolusionis berpikir bahwa mereka dapat memperkuat argumen mereka dengan mengklaim bahwa hal-hal yang luar biasa kompleks yang Allah ciptakan sebenarnya hanyalah sangat “sederhana.” Tabrakan-tabrakan acak antara molekul – jika diberi cukup waktu – akan pada akhirnya menciptakan hal-hal yang sederhana. Lalu hal-hal yang sederhana tersebut, mereka melanjutkan dugaan mereka, akan lambat laun menjadi hal-hal yang semakin kompleks, jika diberi cukup banyak waktu (sekaligus melanggar hukum entropi yang sudah terbukti secara ilmiah). Kasus ditutup, seru si evolusionis.
Betapa berbedanya dengan cara pikir orang yang percaya penciptaan (creationis)! Bagi kita, Allah yang luar biasa kompleks dan tidak dapat diselami telah menciptakan alam semesta yang sangat kompleks yang berisikan makhluk-makhluk yang sangat kompleks. Walaupun seringkali kita difitnah sebagai orang-orang dungu yang percaya “bumi datar,” pandangan creationis menghindari penjelasan yang simplistik yang melenceng dari fakta. Apa yang para ilmuwan sebut sebagai “sel sederhana” kini telah diketahui sebagai suatu kota mini, lengkap dengan fasilitas produksi, sistem transportasi, reaktor energi, dan suatu perpustakaan kode yang memungkinkan sel itu memperbanyak diri. Dan semua itu terpadatkan dalam satu sel yang sangat kecil!
Sederhananya, evolusionisme adalah bagi mereka yang berpikiran sederhana.