Yohanes Paulus II Dibeatifikasi

(Berita Mingguan GITS 07 Mei 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Di hadapan satu juta khalayak ramai yang membanjiri Lapangan Santo Petrus dan jalan-jalan sekitarnya, almarhum Paus Yohanes Paulus II dibeatifikasi (suatu langkah dalam proses Katolik menjadikan seseorang santa atau santo. Kata “beatifikasi” secara literal berarti “membuat bahagia”) sebagai langkah terakhir menuju status sebagai santo Katolik. Untuk acara tersebut, peti mati sang paus dibawa naik dari ruang bawah tanah basilika dan dipertunjukkan. Peti mati ini akan dipindahkan ke lokasi baru dekat Michelangelo’s Pieta, suatu situs yang menggambarkan Maria sedang memeluk Yesus yang telah disalib, suatu hal yang tidak dicatat oleh Alkitab. Situs ini memang cocok untuk seorang paus yang sepenuhnya terdevosi bagi Maria. Komite pen-santo-an memutuskan bahwa paus yang telah meninggal ini melakukan suatu mujizat sebagai respons terhadap doa seorang biarawati Perancis, Marie Simon-Pierre, yang disembuhkan dari penyakit Parkinson. Biasanya ada waktu tunggu minimal 5 tahun setelah kematian seseorang sebelum proses pen-santo-an bahkan dimulai, tetapi Yohanes Paulus II telah masuk jalur cepat sejak kematiannya pada tahun 2005. Ibu Teresa juga masuk jalur cepat dan telah dibeatifikasi pada tahun 2003. Doktrin Katolik tentang santo santa adalah kesesatan. Alkitab Perjanjian Baru sama sekali tidak mengajarkan orang-orang Kristen di gereja-gereja awal untuk berdoa kepada para santo santa. Alkitab menginstruksikan kita untuk berdoa kepada Allah Bapa melalui Yesus Kristus, satu-satunya perantara antara Allah dan manusia (1 Tim. 2:5). Berdoa kepada manusia, baik lelaki maupun perempuan, adalah penghujatan. Dalam Perjanjian Baru, istilah “orang kudus” (saints atau santo atau santa) diberikan bagi semua orang Kristen yang telah lahir baru, bukan kepada suatu kelas tertentu orang percaya (Kis. 9:13, 32, 41; 26:10, dll). Bahkan orang-orang Kristen karnal di Korintus pun disebut orang-orang kudus (2 Kor. 1:1). Orang Kristen lahir baru bukanlah santo santa karena mereka tidak berdosa atau sangat saleh, mereka adalah santo-santa karena mereka memiliki Juruselamat yang tanpa dosa dan Dia telah menghapuskan dosa mereka di hadapan Allah untuk seterusnya melalui pengorbananNya yang menggantikan mereka (Wah. 1:5-6; 1 Pet. 2:9-10). Di hadapan Allah, melalui Yesus Kristus, orang percaya adalah “kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya” (Kol. 1:22). Inilah alasanya mereka disebut “orang-orang kudus.” Puji namaNya yang kudus!

This entry was posted in Katolik. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *