Westboro Benar Mengenai Kalvinisme Tetapi Salah Mengenai Allah

(Berita Mingguan GITS 25 June 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Westboro Baptist Church di Topeka, Kansas, memagari Mars Hill Church di Seattle Minggu yang lalu untuk memprotes Injil yang diberitakan di situ bahwa “Allah mengasihi semua orang dan Yesus mati bagi dosa seluruh umat manusia” (“Westboro to Picket at Mars Hill Megachurch,” Christian Post, 17 Juni 2011). Website Westboro mengatakan, “Allah tidak mengasihi semua orang – kenyataannya, Dia membenci kebanyakan umat manusia, dan telah berketetapan untuk mengirim mereka ke neraka ketika mereka mati.” Gembala sidang senior di Mars Hill, Mark Driscoll, seorang Kalvinis, menjawab, “Secara doktrinal, mereka adalah Kalvinis yang ekstrim lima poin, atau apa yang saya sering sebut sebagai Kalvinis Gila. …Jadi, mereka percaya bahwa semua referensi akan kasih Allah dalam Alkitab adalah tertuju kepada orang Kristen pilihan Allah dan tidak dapat diaplikasikan dalam cara lain apapun kepada orang-orang di luar pilihan.” Dalam pengalaman saya, kebanyakan Kalvinis suka untuk merasa bahwa diri mereka termasuk bagian yang non-ekstrim atau non-hiper dari Kalvinisme, dan memang ada perbedaan-perbedaan besar antara berbagai tipe Kalvinisme, tetapi isu yang mendasar adalah kedaulatan ilahi. [Dalam Kalvinisme, Allah dianggap berdaulat jika Ia menentukan segala sesuatu, termasuk segala tindakan manusia]. Jika Allah telah “secara berdaulat” menentukan siapa yang akan diselamatkan, tanpa melihat sama sekali apakah orang itu percaya Kristus atau tidak, dan jika Ia lalu secara berdaulat menarik dan menyelamatkan orang-orang pilihan – jika seseorang menjadi percaya hanya karena ia adalah orang pilihan – maka tidak ada kemungkinan keselamatan bagi mereka yang bukan orang pilihan. Dalam sistem doktrin seperti ini, seseorang bisa mengatakan bahwa dalam teori Allah tetap mengasihi semua orang, tetapi dalam prakteknya Ia telah menentukan untuk menyelamatkan hanya sebagian dan yang sisanya sudah pasti binasa, dan tidak ada satu hal pun yang dapat dilakukan oleh siapa pun untuk mengubah takdirnya yang sudah ditentukan itu. Seperti yang ditanya dengan begitu baik oleh Dave Hunt dalam bukunya, “Kasih seperti apa itu?” Westboro Baptist Church adalah sebuah jemaat kecil yang sangat konyol yang terdiri kebanyakan oleh anggota keluarga gembalanya, Fred Phelps. Mereka pergi ke sana ke mari mencari sensasi dan memberitakan pesan mereka akan kebencian Allah terhadap umat manusia, tetapi mereka salah total mengenai Allah, sebagaimana yang dikatakan oleh Rasul Yohanes: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16), dan lagi “ Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih” (1 Yoh. 4:8). Yesus memerintahkan kita untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk, dan pesan Westboro bukanlah Injil (Kabar Baik) sama sekali. Mereka sedemikian salah mengenai Allah. Tetapi sepertinya mereka benar mengenai Kalvinisme. Jika pemilihan tak bersyarat versi Kalvinis itu benar, meka sepertinya dilihat dari segi manapun, Allah memang tidak mau menyelamatkan yang bukan pilihan, dan dengan demikian membenci mereka. Ini tentunya bukan berarti Allah benar-benar membenci orang-orang non-pilihan, tetapi bahwa sistem theologi Kalvinis sedemikian kacau dan telah melenceng sedemikian jauh dalam upaya mereka mensistematiskan segala sesuatu ke bawah asumsi-asumsi mereka. Saya pernah bertanya kepada seorang Kalvinis yang terkenal, seseorang yang saya anggap sahabat dan yang sangat saya hormati, pertanyaan berikut: “Apakah kamu percaya, bahwa siapa saja dapat diselamatkan hari ini?” Dia menolak untuk memberikan jawaban yang pasti, karena ia menganggap diri Kalvinis yang “non-hiper” yang percaya bahwa Allah mengasihi semua manusia. Dalam pikiran saya, dan menurut pemahaman saya akan Alkitab, tidak ada pengajaran yang lebih jelas dalam Firman Tuhan selain bahwa siapa saja dapat diselamatkan yang mau mendengar dan percaya Injil, dan bahwa siapa saja DAPAT percaya Injil, bukan hanya orang pilihan. Jadi, jika saya tidak dapat menjawab dengan kata “Ya” yang pasti terhadap pertanyaan di atas, pasti ada yang salah dengan theologi saya.

This entry was posted in Kalvinisme. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *