(Berita Mingguan GITS 26 November 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Perwakilan-perwakilan dari World Council of Churches (WCC) dan Gereja Roma Katolik, baru-baru ini memuji “roh segar keterbukaan ekumene” (“Fresh Spirit,” Oikoumene.org, 5 Nov. 2011). Bertemu di Malta, Joint Working Group tersebut sangat senang dengan kerjasama ekumenis yang mereka rasakan dalam pertemuan dengan perwakilan dari Gereja Roma Katolik, Gereja Skotlandia, dan Gereja Inggris. Presiden Malta, Georga Abela, juga menyambut grup tersebut dan memuji ekumenisma baru yang dapat mengajar “masyarakat bahwa persatuan dalam keragaman adalah hal yang mungkin.” Objektif dari Joint Working Group adalah “menuju persatuan yang kelihatan,” yang pada akhirnya akan membawa semua denominasi dan agama ke bawah semacam payung ekumene. Tanpa diketahui oleh orang-orang ini, persatuan yang mereka cari sudah digambarkan dalam Wahyu 17. WCC dan Roma Katolik bekerja bergandengan tangan dengan PBB untuk menciptakan suatu globalisme new age. Pada tahun 1955, Alice Bailey, seorang praktikus okult, menulis: “Di dalam PBB ada benih suatu kelompok hebat yang bersifat internasional, meditatif, dan reflektif – suatu kelompok orang-orang yang berpikir dan terpelajar, yang memegang takdir manusia dalam tangan mereka” (Discipleship in the New Age, hal 220). Dia menubuatkan lebih lanjut lagi bahwa “tujuan dan usaha PBB yang tertera pada akhirnya akan tercapai dan suatu gereja Allah yang baru, terkumpul dari semua agama dan kelompok spiritual, akan bersatu untuk mengakhiri kesesatan besar keterpisahan” (The Destiny of the Nations, hal. 152). Organisasi Lucis Trust dan World Goodwill milik Bailey memiliki status NGO di PBB. Dalam buku The New Age Tower of Babel, kami telah mendokumentasikan fakta bahwa PBB adalah sarangnya mistikisme New Age sekaligus peran yang dimainkan oleh WCC dan Roma Katolik.