(Berita Mingguan GITS 17 Desember 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari Creation Moments, 22 November 2011: “Kita telah sejak lama mengetahui bahwa komunitas dalam sebuah sarang lebah madu membagi tugas kerja di antara mereka sesuai dengan spesialiasi masing-masing pekerja. Ada yang menjadi pandu yang mencari makanan. Yang menjadi perawat bertugas mengurusi lebah-lebah muda. Ada lebah yang berspesialiasi dalam hal membersihkan. Bahkan ada lebah yang spesial mengurusi yang mati, memindahkan dan membuang anggota-anggota yang mati. Para ilmuwan kini telah menemukan bahwa koloni-koloni lebah madu juga memiliki brigade-brigade “tentara” yang terspesialisasi. Lebah-lebah ini sering terlihat hanya duduk-duduk saja, tidak melakukan apa-apa. Sebenarnya, mereka memiliki hanya satu tugas – menyerang pengacau-pengacau yang besar. Sepertinya lebah-lebah ini diberi makan dan dipelihara oleh anggota sarang sambil mereka menunggu adanya alarm. Jika seekor rakun, beruang, atau manusia, mengancam sarang, ribuan lebah tentara akan mengerumuni penyerang dan menyengatnya. Kita sudah sangat tahu adanya anggota tentara dalam koloni semut dan rayap. Tetapi, hingga kini, belum pernah dipastikan ada dalam sarang lebah. Bahwa di kalangan serangga yang bersifat sosial, ada keperluan universal akan tentara untuk perlindungan, mengingatkan kita bahwa ada hal-hal yang universal di dunia ini. Tentara-tentara ini bukanlah penyebab seekor beruang menyerang sarang lebah. Demikian juga tentara manusia yang sekedar mengikuti prinsip-prinsip perang tidak bertanggung jawab atas terjadinya perang manusia. Ketamakan manusia, dan kurangnya kasih kepada orang lain tidak dapat dihilangkan dengan menghilangkan tentara. Sebaliknya, ketamakan, pencurian, dan perlunya perlindungan mengingatkan kita bahwa kita saat ini bukanlah dalam kondisi yang dimaksudkan Allah pada mulanya. Solusinya bukanlah pada penyangkalan realita, tetapi kembali kepada Pencipta kita melalui pengampunan dosa-dosa kita yang dimungkinkan oleh Yesus Kristus.”