(Berita Mingguan GITS 21 Januari 2012, sumber: www.wayoflife.org)
Dalam suatu tindakan yang mirip dengan Sodom dan Gomora di zaman kuno, Yunani kini telah menambahkan pedofilia (berhawa nafsu seksual terhadap anak-anak kecil) ke dalam daftar kecacatan yang diakui oleh pemerintah (mirip dengan orang buta, orang timpang, dll). Ekhibisionis (orang yang suka mempertontonkan ketelanjangan diri) dan orang-orang kleptomaniak (kompulsif mencuri) juga masuk ke dalam daftar itu, bersama dengan fetishists (orang yang mendapat kepuasan seksual dari objek tertentu) dan sadomasochists (kepuasan dari menyakiti orang lain atau disakiti) (“Pedophilia Added,” CNSNews, 9 Jan. 2012). Ini adalah produk dari psikologi humanistik yang telah menolak mentah-mentah Allah yang mahakuasa dan hukum-hukumNya yang adil dengan cara mendefinisi ulang dosa sebagai penyakit. Di Amerika, ada aktivis yang bertindak lebih jauh lagi. Mereka kini mendorong agar pedofilia dianggap normal, sebagai suatu “gaya hidup alternatif” lainnya. Mereka bahkan memiliki nama baru untuk dosa ini – “orang-orang yang tertarik kepada anak-anak” – dan sedang mengusahakan strategi yang sama yang dipakai oleh aktivis homoseksual pada tahun 1970an untuk menghilangkan “ketertarikan sesama jenis” dari daftar kelainan mental di American Psychiatric Association. EDITOR: Sewaktu saya belajar psikiatri dalam program kedokteran saya, memang dunia psikologi dan psikiatri sekuler hari ini memperlakukan hal-hal yang Tuhan jelas-jelas sebut sebagai dosa, seolah-olah suatu penyakit yang dapat disembuhkan dengan obat-obatan, atau bahkan bukan sebagai penyakit, melainkan sebagai suatu “pilihan gaya hidup.”