Kategori Gangguan Mental Makin Bertambah

(Berita Mingguan GITS 18 Februari 2012, sumber: www.wayoflife.org)

Berikut ini disadur dari “Shyness, Grieving Soon to Be Classified as Mental Illness,” FoxNews, 9 Feb. 2012: “Jutaan orang yang sehat – termasuk anak-anak yang pemalu atau yang pemberontak, keluarga yang sedang berduka, dan orang-orang dengan nafsu berahi – kini bisa diberi label yang salah sebagai orang yang sakit jiwa oleh sebuah manual diagnostik internasional, demikian kata para spesialis pada hari Kamis. Dalam sebuah analisis yang mengecam revisi terbaru atas buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (disingkat DSM, sebuah buku standar internasional untuk diagnosa sakit jiwa dalam psikiatri), para psikolog, dokter psikiatri, dan ahli kesehatan jiwa, mengatakan bahwa kategori-kategori baru dan sistem diagnosa “centang kotak” dalam revisi yang terbaru ini adalah “konyol” dan bahkan bisa “berbahaya dan mengkhawatirkan.” Ada diagnosis-diagnosis – misalnya ada kondisi yang disebut “kelainan perlawanan yang menantang” dan “sindrom apati” – yang beresiko merendahkan keseriusan penyakit jiwa dan menganggap sakit perilaku-perilaku yang menurut kebanyakan orang adalah normal, atau sedikit eksentris, demikian kata para ahli. Di ujung spektrum yang lain, DSM yang baru, yang akan terbit tahun depan, dapat memberikan diagnosa medis bagi pemerkosa serial dan para penyalahguna seks – dengan label seperti ‘paraphilic coercive disorder’ – dan ini bisa membuat para pelanggar hukum lolos dari penjara dengan alasan bahwa perilaku mereka adalah bagian dari sakit jiwa. DSM dipublikasikan oleh American Psychiatric Association (APA) dan mengandung deskripsi, gejala, dan kriteria-kriteria lain untuk mendiagnosa kelainan mental (jiwa). Buku ini dipakai secara internasional sebagai semacam ‘bible’ untuk kedokteran kesehatan mental. …Simon Wessely dari Institute of Psychiatry, King’s College, London, mengatakan bahwa mengilas balik sejarah seharusnya membuat para ahli kesehatan bertanya: ‘Apakah kita memerlukan semua label ini?’ Dia mengatakan bahwa Sensus Amerika Serikat tahun 1840 hanya mengandung satu kategori kelainan mental, tetapi pada tahun 1917, APA mengakui 59. Angka itu naik menjadi 128 pada tahun 1959, menjadi 227 tahun 1980, dan naik lagi menjadi sekitar 350 dalam revisi DSM yang paling cepat pada tahun 1994 dan 2000. Allen Frances, profesor emeritus di Duke University dan ketua komite yang bertanggung jawab atas revisi DSM yang lalu, mengatakan bahwa DSM-5 yang dicanangkan ini akan ‘secara radikal dan sembrono memperlebar batas-batas psikiatri’ dan berakibat pada ‘pengobatan terhadap kenormalan, perbedaan individu, dan kriminalitas.’”

EDITOR: Psikologi modern telah sejak lama meninggalkan Tuhan, padahal Firman Tuhan adalah pedoman yang paling penting dalam mempelajari tentang “jiwa” manusia, karena Tuhanlah pencipta jiwa tersebut. Akibatnya, Psikologi dan Psikiatri sekuler menjadi semakin konyol. Homoseksualitas dulu dianggap penyakit, padahal adalah dosa. Sekarang homoseksualitas malah dilabel sebagai suatu “pilihan gaya hidup” saja. Demikian juga anak-anak yang pemberontak kini didiagnosis dengan berbagai istilah kedokteran, padahal itu adalah perilaku dosa yang memerlukan pertobatan, bukan obat-obatan.

This entry was posted in Psikologi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *