Janganlah Kamu Menjadi Serupa dengan Dunia Ini

(Berita Mingguan GITS 12 Mei 2012, sumber: www.wayoflife.org)

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma 12:1-2). Ini adalah salah satu bagian Kitab Suci yang paling praktis berkaitan dengan separasi dari dunia. Menjadi serupa berarti dipadatkan ke dalam suatu cetakan, dibentuk sesuai dengan suatu gambar. Bahasa Yunaninya adalah suschematizo, yang adalah akar kata dari kata “skematik,” yaitu suatu denah atau gambaran atau perwakilan dari suatu objek. Ilah dunia ini mendesain skematik bagi sistem dunia yang jahat ini (Ef. 2:1-3). Dunia sangatlah agresif dan menarik. Ia mau membentuk hidup kita sesuai dengan standarnya, fashion-nya, entertainment-nya, prinsip-prinsipnya, filosofi-filosofinya, dan musiknya. Anak-anak Allah perlu berdiri teguh melawan tekanan kompromi dunia dalam setiap area hidupnya. Kita harus ingat bahwa dunia tidak mengasihi kita dan dunia tidak memiliki hikmat. Mengikuti jalan dunia adalah bodoh dan berpikiran pendek. Allah mengasihi kita dan Allah adalah hikmat, dan jalan-jalanNya adalah benar dan baik dan kekal. Roma 12:1-2 tidak hanya menasihatkan kita untuk tidak menjadi serupa dengan dunia, tetapi juga menjelaskan bagaimana kita bisa menang atas dunia. Pertama, jalan kepada kemenangan atas dunia adalah memiliki hubungan pribadi yang rela berkorban, total, dan berapi-api dengan Yesus Kristus, sebagaimana kita lihat di ayat 1. Alasan mengapa begitu banyak orang Kristen muda tertangkap oleh dunia adalah karena mereka tidak pernah dilahirbarukan atau mereka belum pernah secara penuh berserah kepada Kristus dan mereka tidak menjalani hidup bersamaNya dalam persekutuan intim setiap hari. Kedua, jalan kemenangan atas dunia adalah mengubah hidup seseorang melalui pembaharuan pikirannya. Tekanan di dalam diri seseorang untuk menolak dunia haruslah lebih besar daripada tekanan dari luar untuk menjadi serupa, dan tekanan internal ini berasal dari Firman Allah dan Roh Allah. Orang percaya yang memenuhi hati dan pikirannya dengan Kitab Suci, bukan hanya sebagai suatu kebiasaan yang sia-sia, tetapi sebagai suatu jalan hidup yang berarti, akan memiliki hikmat dan kuasa untuk menolak dunia. Ketiga, jalan kemenangan atas dunia adalah melalui mengejar kehendak Allah yang sempurna. Objek yang sedang bergerak tidak mudah dihentikan. Jika orang percaya mengejar kehendak Allah dengan bersemangat dalam hidupnya, dan sibuk melayani Allah yang antusias, dia tidak akan mudah dikesampingkan oleh kesia-siaan dunia ini.

This entry was posted in Renungan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *