Tuhan Melihat Hati

(Berita Mingguan GITS 6Oktober2012, sumber: www.wayoflife.org)
“Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”” (1 Sam 16:7). Orang-orang yang telah menghambakan diri kepada filosofi kontemporer seringkali menyalahgunakan ayat ini sebagai bukti mereka akan doktrin bahwa hal-hal yang nampak luar tidaklah penting. Khalayak ramai rock Kristen menggunakan ayat ini untuk mempertahankan kebiasaan mereka mengikuti gaya fashion dan cara hidup para rocker sekuler, misalnya memakai tato. Atau ada juga yang menggunakan ayat ini untuk mengatakan bahwa Tuhan tidak peduli dengan baju atau pakaian yang ia pakai. Tetapi 1 Samuel 16 sama sekali tidak ada hubungannya dengan pakaian. Ayat ini adalah tentang tinggi badan dan perawakan (raut wajah). Samuel berpikir bahwa Allah akan memilih Eliab sebagai raja karena penampilannya yang mengesankan, tetapi Allah memberitahunya bahwa Dia tidak memilih orang untuk pelayanan hanya karena penampilan mereka tetapi berdasarkan kondisi hati mereka. Menggunakan ayat ini untuk mendukung ide bahwa apa yang orang Kristen pakai atau bagaimana dia berpenampilan itu tidak penting, adalah tindakan mencabik ayat ini dari konteks dan membuatnya mengatakan hal yang sama sekali tidak ayat ini katakan. Bahkan sebaliknya, ayat ini mengatakan bahwa manusia melihat penampilan luar, dan oleh karena itulah bagaimana cara kita berpakaian adalah hal yang penting. Faktanya adalah bahwa laki-laki sangatlah visual dalam seksualitasnya dan tergoda secara mendalam oleh tubuh wanita, dan ini berarti cara berpakaian itu penting. Jika seorang perempuan tidak berpakaian dengan sopan dan kudus, tetapi berpakaian dalam gaya seorang pelacur untuk menekankan aset-aset fisiknya (Ams. 7:10), entahkah dengan cara memakai terlalu sedikit pakaian atau memakai pakaian yang ketat sehingga bentuk tubuhnya tergambar dengan nyata, maka dia pastinya ada andil di dalam hawa nafsu yang timbul pada seorang lelaki (Mat. 5:28). Sungguh, Tuhan melihat ke dalam hati, tetapi manusia melihat penampilan luar, jadi marilah kita memperhatikan kedua aspek ini. “Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah” (2 Kor. 7:1).

This entry was posted in General (Umum), Separasi dari Dunia / Keduniawian. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *