(Berita Mingguan GITS 30Maret2013, sumber: www.creationmoments.org)
Salah satu hal yang paling aneh di zaman modern kita ini adalah ilmuwan yang berpikir ia bisa menggunakan ilmu pengetahuan untuk menghakimi Alkitab. Bagaimanapun juga, banyak hal yang diterima umum sebagai ilmu pengetahuan hari ini, pertama kali diajarkan dalam Alkitab. Ayub 36:27-28 menjelaskan tentang siklus air, yaitu bahwa melalui proses penguapan, air untuk hujan besok dikumpulkan ke dalam awan. Pengkhotbah 1:7 menjelaskan mengapa sungai-sungai tidak membuat laut menjadi penuh meluap (lihat KJV). Teks itu memberitahu kita bahwa ada suatu siklus air dari sungai ke laut dan kembali lagi untuk mengisi sungai. Barulah pada tahun 350 SM, lama setelah Ayub selesai ditulis, dan lebih dari 600 tahun setelah Pengkhotbah ditulis, Aristoteles mulai mengerti siklus air.
Dan akhirnya, pada tahun 1841, seorang ilmuwan, dengan menggunakan termometer yang diciptakan Galileo pada tahun 1593 dan sebuah barometer yang diciptakan oleh Torricelli pada tahun 1643, menunjukkan bahwa awan sebenarnya berasal dari uap air yang naik ke atas. Ayub 37:9 dan Pengkhotbah 1:6 berbicara mengenai angin dan pola cuaca, yang akhirnya dikonfirmasi pada tahun 1940. Bacalah ayat-ayat ini sebelum melihat gambar dari satelit cuaca. Satelit dengan jelas memperlihatkan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci di ayat-ayat ini. Banyak fakta-fakta sains yang hari ini diterima luas pertama-tama disebut oleh Allah dalam Alkitab. Ilmu pengetahuan tidak bisa menghakimi Alkitab. Bagaimanapun juga, perlu beribu-ribu tahun bagi sains untuk menyamai Alkitab dalam pemahaman tentang hal kecil seperti cuaca.
Nabi paling kaya dan paling setia. Inspiratif
Patut dicontoh dari sosok keteladanan Ayub.