(Berita Mingguan GITS 16 Maret2013, sumber: www.wayoflife.org)
Profesor Cecil Robeck, Jr., dari Fuller Seminary, memuij Paus Benediktus karena “komitmennya kepada ekumenisme” (“Protestant Scholar Lauds Benedict’s Ecumenical Stride,” Catholic News Agency, 24 Feb. 2013). Robeck, yang juga adalah seorang pelayan gereja Sidang Jemaat Allah, telah berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan ekumenis di Vatikan dan di Assisi. Dia memuji hubungan Paus yang hangat dengan kaum Pantekosta, Injili, Protestan, dan Orthodoks, dan program New Evangelization-nya Paus, yang “membantu semua gereja-gereja kita untuk memikirkan ulang masalah penginjilan.” Ini adalah bukti lain lagi tentang kebutaan rohani para “injili” hari ini dan fakta bahwa pembentukan gereja esa-sedunia sedang berlangsung dengan cepat di balik layar.
Konsili Vatikan Kedua pada tahun1960an adalah suatu langkah penting dalam program ini, dan Sidang Jemaat Allah khususnya, juga gerakan Pantekosta-Kharismatik pada umumnya, telah berada di garis depan perjuangan agenda-agenda ekumenis, sebagaimana telah kami dokumentasikan dalam buku The Pentecostal-Charismatic Movements: History and Error. Perhatikan David DuPlessis, yang dikenal sebagai “Mr. Pantekosta.” Pengkhotbah Sidang Jemaat Allah ini diundang untuk menghadiri Vatican II dan bertindak sebagai ketua bersama dalam sepuluh sidang dialog formal Pantekosta-Roma Katolik antara tahun 1972 dan 1982. Dia tertipu oleh dorongan-dorongan Pantekosta-nya yang sesat untuk mempercayai perasaannya lebih daripada Kitab Suci.
Sebagai hasilnya, dia menerima “nubuat-nubuat” dan “kata-kata” yang mendorong dia untuk menerima Gereja Roma Katolik. Sewaktu suatu Misa Kepausan, dia mendapatkan suatu pengalaman emosional yang kuat dan merasa bahwa dia dibersihkan dari kecurigaan tentang doktrin Katolik dan bahwa dia dapat dengan siap menerima imam-imam Katolik sebagai saudara-saudara dalam Kristus tanpa penghakiman apapun (A Man Called Mr. Pentecost, hal. 215-216). DuPlessis mencari kehendak Allah melalui “berdoa dalam bahasa lidah,” yang sudah jelas adalah jalan menuju penipuan rohani. Gerakan kharismatik adalah salah satu dari banyak kekuatan besar yang sedang menciptakan “gereja” esa-sedunia akhir zaman. Musik penyembahan kontemporer dan doa kontemplatif adalah dua faktor utama lainnya. Paus Benediktus baru-baru ini mengundurkan diri dari kepausan dan Paus Francis telah terpilih sebagai pemimpin Katolik berikutnya. Kita bisa merasa yakin bahwa dia pasti akan melanjutkan program ekumenis.