(Berita Mingguan GITS 9November2013, sumber: www.wayoflife.org)
Seorang atheis di Wisconsin telah memberi lahan iklan di sebuah baliho yang memproklamirkan injil versi atheis sebagai warisan bagi anak cucunya. Baliho yang dipasang oleh Wayne Hensler berbunyi, “Nikmati hidup saat ini, tidak ada kehidupan setelah mati.” Hensler adalah anggota dari Freedom From Religion Foundation (FFRF), dan ko-presidennya, Dan Barker, mengklaim bahwa “agama salah mengarahkan energi manusia dari dunia ini – satu-satunya kehidupan kita – kepada suatu kehidupan nanti yang tidak dapat dibuktikan, imajiner, dan sangat tidak mungkin” (“Atheist Aims to Leave ‘Legacy,’” Christian News Network, 1 Nov. 2013).
Pada kenyataannya, tidak semua agama sama, dan mengkategorikan semua agama ke dalam satu kelompok setidak-tidaknya adalah pemikiran yang sembrono. “Agama” kekristenan Perjanjian Baru mengajarkan “agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia” (Titus 3:8). Dan tidak seorang pun yang bisa menghitung berapa banyak kebaikan yang telah dilakukan dalam dunia yang kacau ini oleh orang-orang Kristen yang percaya Alkitab – klinik-klinik dan rumah-rumah sakit yang telah didirikan, sumur-sumur yang telah digali, budak-budak yang telah dibebaskan, orang-orang lapar yang telah diberi makan, janda dan yatim piatu, orang-orang tua, korban kekerasan, para pecanduan, para pemabuk, yang telah ditolong, kehidupan jahat yang telah diubah, prositusi anak dan kanibalisme yang telah dihentikan. Injil versi atheis adalah sesuatu yang menyedihkan: makan, minum, dan bersenang-senang, sebab besok engkau mati. Bandingkan ini dengan Injil Yesus Kristus: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16). Mr. Hensler sudah berumur 80an, dan kemungkinan besar sebentar lagi ia akan bebas dari agama.