(Berita Mingguan GITS 21Juni 2014, sumber: www.wayoflife.org)
September 2014 akan memulai tahun sabat, dan ini menjadi satu contoh lagi mengenai bagaimana Israel modern tetap dalam ketidakpercayaan dan mengabaikan hukum Allah. Musa menuntut bahwa tanah diistirahatkan setiap tujuh tahun (Im. 25:1-7). Sabat itu adalah “bagi Tuhan” (Im. 25:4). Ini adalah suatu cara bagi umat Tuhan untuk menghormati Tuhan dalam hal yang kelihatannya sulit. Tindakan ini adalah untuk membiarkan tanah beristirahat (Im. 25:5). Ini adalah suatu ujian iman (Im. 25:18-22). Jika umat taat, Allah berjanji akan memberkati hasil tanah di tahun keenam sehingga akan mencukupi kebutuhan mereka untuk tahun itu, tahun ketujuh peristirahatan, dan tahun kedelapan, sampai tanamanyang ditanam pada tahun kedelapan dapat dikumpulkan. Iman mempercayai dan menaati Firman Allah (Roma 10:17). Israel di zaman dulu tidak mempercayai Allah mengenai tahun sabat, dan itu adalah salah satu alasan mengapa terjadi 70 tahun pembuangan (2 Taw. 36:21).
Hari ini Israel mengejar berbagai kebijakan pintar, bukannya menaati dan mempercayai Allah. Ada yang berharap kepada pemerintah untuk menolong mereka dari kas $29 juta dolar. Ada yang memainkan permainan Farisi dengan cara “menjual” tanah mereka kepada seorang non-Yahudi hanya untuk satu tahun. “Karena perintah Alkitab mengacu kepada ‘tanahmu,’ transfer kepemilikan tanah membuat hukum itu tidak berlaku bagi tanah dan tanaman yang ditanam di atasnya, mengizinkan pekerjaan agrikultural untuk terus berlanjut tanpa banyak perubahan” (“Israeli Farmers to Give Fields a Rest,” WorldNetDaily, 10 Juni 2014). Orang-orang lain lagi menaruh tanah mereka ke bawah otoritas suatu badan publik yang menyewakannya kepada orang-orang luar untuk dikerjakan, dan lalu hasilnya didistribusikan kepada komunitas. Semua ini adalah cara-cara untuk tidak menaati Firman Allah. Isarel bukan sedang menantikan Kristus; Israel sedang menantikan Antikristus, yang akan mengizinkan mereka untuk membangun Bait Ketiga sehingga ia bisa menyatakan dirinya sendiri sebagai allah di sana.
Amin
Amin