Joel Osteen, Mormon, dan Muslim Mengunjungi Paus

(Berita Mingguan GITS 21Juni 2014, sumber: www.wayoflife.org)

Joel Osteen, gembala sidang dari gereja terbesar Amerika, adalah bagian dari kontigen ekumenis yang bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan minggu lalu. Termasuk dalam rombongan ini adalah Senator Mike Lee, seorang Mormon. Pertemuan tersebut diatur oleh The International Foundation, yang adalah organisator utama dari National Prayer Breakfast yang dilakukan setiap tahun di Washington, D.C. Pertemuan di Vatikan tersebut adalah “bagian dari usaha Paus Fransiskus yang terus menerus untuk mendatangkan persatuan di antara orang-orang Kriste” (“Pastor Joel Osteen,” Christian Post, 7 Juni 2014). Joel Osteen, seorang Pantekosta, memberitahu Houston Chronicle bahwa dia merasa terhormat dan rendah diri untuk mengunjungi Vatikan. “Anda bisa merasakan adanya hormat dan reverensi yang mendalam bagi Allah,” kata dia. “Saya suka bahwa paus ini mencoba untuk membuat gereja menjadi semakin besar, bukan semakin kecil. Dia tidak mendorong orang keluar tetapi membuat gereja semakin inklusif. Hal itu bergema dengan diri saya.” Pada hari berikutnya, paus yang sibuk itu bertemu dengan para pemimpin Yahudi, Muslim, dan Druze, termasuk presiden Israel Shimon Peres dan presiden Palestine Abu Mazen. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, doa Islam dan pembacaan Quran dilakukan di Vatikan (“Islamic Prayers to Be Held at Vatican,” Al Arabiya News, 6 Juni 2014).

Pembangunan gereja esa-sedunia terus berlanjut, tetapi rencana Iblis (“rahasia kedurhakaan”) pada akhirnya berada di bawah kendali Allah (“yang menahan,” 2 Tesalonika 2:7), dan doa dapat mengubah banyak hal dalam alam semesta milik Allah ini. Dia tahu yang awal dan yang akhir dan mengerjakan segala sesuatu menurut kehendakNya, sambil memperhitungkan tindakan dan doa manusia. Di masa-masa kemurtadan dulu, doa satu orang saja membawa dampak yang besar. “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya” (Yakobus 5:16-18).

This entry was posted in Ekumenisme. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *