Peneliti Mengoreksi Statistik Perceraian

(Berita Mingguan GITS 5Juli 2014, sumber: www.wayoflife.org)

Peneliti Shaunti Feldhahn, yang lulusan Harvard, telah menerbitkan sebuah buku, yang menantang statistik tingkat perceraian yang biasanya dipakai, baik mengenai masyarakat umum maupun “gereja.” Buku The Good News About Marriage: Debunking Discouraging Myths adalah hasil penyelidikan delapan tahun. Feldhahn mengatakan bahwa tingkat perceraian keseluruhan dalam masyarakat “adalah sekitar 31 persen” (untuk semua pernikahan, baik pernikahan pertama, kedua, maupun seterusnya), dan angka ini telah menurun selama banyak tahun; angka perceraian untuk pernikahan pertama adalah sekitar 20-25%; dan angka perceraian mereka “yang rutin pergi ke gereja” adalah “mungkin 15 persen, mungkin 20 persen untuk semua pernikahan (baik pertama, kedua, ketiga).” Tentu saja, istilah “gereja” dipakia dalam pengertian yang sangat umum di sini, tetapi saya pribadi (David Cloud) sejak dulu percaya bahwa angka perceraian bagi anggota-anggota gereja yang setia pada Alkitab sebenarnya sangat rencah. Ini adalah pengamatan pribadi saya selama 40 tahun terakhir dalam berjemaat, mendirikan jemaat, berkhotbah di lebih dari 500 gereja-gereja, dan berkomunikasi dengan para pemimpin dan anggota dari ribuan jemaat-jemaat. Saya meragukan bahwa angka perceraian di kalangan jemaat fundamental yang sungguh setia mencapai 5 persen bahkan. Dan saya mengenal orang-orang yang diselamatkan dan menjadi anggota jemaat yang setia setelah dia pernah bercerai, dan saya tidak teringat siapa pun dari mereka yang lalu cerai lagi (walaupun dalam masyarakat umum pernikahan kedua dan seterusnya cenderung lebih sulit berhasil). Keselamatan dan hidup yang sesuai dengan Alkitab jelas mengubah segala sesuatu! Bahkan untuk gereja-gereja yang disebut “Injili,” Feldhahn memberikan statistik bahwa angka perceraian adalah 10% atau kurang. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Kor. 5:17).

This entry was posted in General (Umum). Bookmark the permalink.

3 Responses to Peneliti Mengoreksi Statistik Perceraian

  1. Lukas says:

    Mengenai perceraian; apa opini anda soal gugatan cerai “Pahlawan Kristen Indonesia” Ahok?

  2. Dr. Steven says:

    Pertama, Ahok saya hargai dan banggakan sebagai seorang politikus yang jujur, tetapi mengenai imannya sendiri, saya netral saja. Saya melihat Ahok sebagai orang Kristen yang rajin dan cukup berpengetahuan pada umumnya, tetapi masih banyak hal yang tidak dia pahami masalah doktrin yang benar, dll. Oleh karena itu tindakan Ahok tidak selalu menjadi teladan. Saya berharap Ahok terus maju dalam imannya dan mengenal kebenaran semakin dalam lagi.

    Mengenai perceraian dia, kita sebagai orang luar tidak tahu semua detil kasusnya. Tetapi, yang jelas, saya sebagai konselor Kristen tidak akan mengusulkan perceraian kepada pasangan mana pun. Saya akan menuntut pertobatan dari pihak yang bersalah. Tetapi karena perceraian terjadi, maka nasihat Firman Tuhan adalah: Kepada orang-orang yang telah kawin aku tidak, bukan aku, tetapi Tuhan perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya. Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya. (1 Ko 7:10-11)

  3. Lukas says:

    Kalau yang saya tahu diduga istrinya selingkuh (lupa nama PIL/pria idaman lainnya siapa, jarang baca berita hari-hari ini dikarenakan bias)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *