Keanggotaan Gereja: Alkitabiah vs. Murahan

(Berita Mingguan GITS 27 September 2014, sumber: www.wayoflife.org)

Berikut ini disadur dari Bob Kirkland, “Biblical Qualifications for Church Membership,” Lifting Up the Standard, 1 Sept. 2014, www.fairhavensbaptist.net: “Dua ribu tahun yang lalu, ketika seseorang dibaptis, secara umum menyatakan imannya kepada Kristus, mereka rela mati bagi Tuhan. Hari ini kita tidak dalam situasi seperti itu [minimal belum di Amerika, Indonesia, dll]; tetapi, seharusnya tidak boleh ada orang yang dianggap sebagai bagian dari gereja lokal Tuhan hari ini jika ia tidak mau hidup bagiNya. Di FairHavens Baptist Church, kami mengharuskan semua anggota jemaat setia datang kebaktian jemaat. Para simpatisan yang berpotensi menjadi jemaat diajarkan bahwa mereka memiliki tanggung jawab yang sama dengan gembala sidang. Jika seorang gembala sidang tidak ikut kebaktian karena dia mau menonton suatu acara olahraga, atau karena dia mau mengunjungi seorang kerabat, maka gereja itu sepantasnya mencari gembala yang baru. Jika seorang anggota jemaat bolos kebaktian karena hal-hal seperti itu, maka anggota jemaat itu harus ditegor atau dia mencari gereja lain yang mengizinkan keanggotaan murahan. Jelas, akan ada saat-saat ketika seorang gembala atau anggota jemaat tidak bisa kebaktian; tetapi jika jemaat yang telah Kristus ‘beli dengan darahNya sendiri’ tidak lebih dari suatu aktivitas tambahan dalam hidup ini, ini adalah penghinaan bagi Tuhan. Di FairHavens Baptist Church, anggota-anggota jemaat diharuskan setia kepada gembala dan kepada satu sama lain. Itu tidak berarti tidak pernah ada ketidakcocokan pendapat. Artinya adalah mereka akan berbeda pendapat secara alkitabiah. Artinya jika ada masalah, mereka akan “membicarakannya empat mata terlebih dulu” (Mat. 18:15). Mereka yang “menabur bibit perpecahan” di antara saudara-saudara, akan didisiplin jemaat.”

This entry was posted in Gereja. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *