(Berita Mingguan GITS 20 September 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Kaum perempuan sangatlah penting bagi pekerjaan Tuhan. Mereka tidak dipanggil untuk menjadi pemimpin jemaat (1 Timotius 2:12), tetapi mereka bisa melakukan banyak hal. Seperti yang dikatakan oleh almarhum R. G. Lee, “…kami dengan senang membuat pernyataan bahwa ada bunga-bunga yang paling indah dan paling wangi yang tumbuh di kebung Allah, dan ada buah-buah yang paling manis dan ranum yang matang di ladang rohani Allah, yang ada di sana karena iman wanita, kasih wanita, doa wanita, kesalehan wanita, air mata wanita, devosi wanita bagi Kristus” (Payday Someday). Perhatikan peran wanita dalam kehidupan bumi Yesus. Wanita di sumur membawa seluruh desanya keluar untuk mendengarkan Yesus (Yoh. 4:28-30). Banyak wanita yang menolong Yesus selama pelayananNya di bumi (Luk. 8:2-3). Para wanita membuka rumah mereka untuk menampung Yesus (Luk. 10:38-42). Ada seorang wanita yang mengurapi Yesus untuk penguburanNya menjelang kematianNya (Mat. 26:6-13). Ada para wanita (kebanyakan) yang berdiri di kaki salib (Mat. 27:55-56). Adalah wanita yang pertama datang ke kubur yang kosong dan yang pertama mempercayai kebangkitanNya (Mat. 28:1-6). Adalah wanita yang melaporkan kebangkitanNya kepada para Rasul (Mat. 28:7-8). Kaum wanita memainkan peran yang besar dalam jemaat-jemaat mula-mula. Mereka ada di ruang atas pada hari Pentakosta (Kis. 1:14). Mereka penuh dengan pekerjaan baik (Kis. 9:36). Mereka bekerja bersama Paulus dalam Injil (Fil. 4:3). Mereka mendidik anak-anak dan cucu-cucu mereka (2 Tim. 1:5). Para wanita yang tua mengajar wanita-wanita muda (Titus 2:3-5). Para wanita menjadi pembawa pesan bagi jemaat-jemaat (Rom. 16:1-2). Mereka membantu suami-suami mereka dalam mendirikan jemaat-jemaat (Rom. 16:3-5; Kis. 18:24-26). Para wanita adalah buah pertama pemberitaan Injil di banyak tempat (Kis. 16:14). Wanita-wanita menunjukkan kebaikan bagi para pengkhotbah (Kis. 16:14-15).
Bagaimana dgn kepemimpinan wanita di dunia bisnis, pendidikan dan politik? Apakah biblikal?
Alkitab tidak melarang secara spesifik kepemimpinan wanita di luar gereja dan keluarga. Dalam dunia pendidikan, wanita justru memang mendapat mandat untuk mengajar anak-anak.
Demikian juga, terkadang ada wanita yang menjadi pemimpin politik (misal Deborah, seorang hakim wanita). Tetapi sebenarnya ini merupakan pukulan bagi kaum pria, karena tidak ada yang bisa memimpin dengan baik.
Kalau menurut saya sih kalau politik sah saja yang penting tidak korup dan mampu menyejahterakan rakyat apalagi jika dia Kristen. Menjadi teladan (misalnya wanita yang ketegasannya mirip Ahok)
Bagi saya wanita dalam politik tidak masalah. Tetapi preferensi saya untuk jabatan kepemimpinan negara tetap laki-laki (karena menurut saya ini lebih ideal). Jika ada wanita yang baik untuk posisi negara, saya akan dukung, tetapi dengan sedikit sedih dalam hati, mengapa tidak ada laki-laki yang bisa maju dan sebaik ini?
Karena kita mayoritas Islam?
Nga juga sih. Saya percaya secara umum laki-laki dipanggil untuk menjadi pemimpin, bahkan di dunia sekuler pun. Walau tentu ada pengecualian (lihat Deborah, dll.)