Tennessee Temple Tutup

(Berita Mingguan GITS 14 Maret 2015, sumber: www.wayoflife.org)

Tennessee Temple University di Chattanooga, Tennessee, telah mengumumkan bahwa mereka akan tutup setelah hampir 70 tahun beroperasi, dan mereka akan bergabung dengan Piedmont International University di Winston-Salem, NC, dan dengan demikian mencapai akhir dari spiral kematian yang telah dimulai sejak tahun 1990an. Saya dan istri saya (David Cloud) lulus dari Temple pada tahun 1970an. Pada waktu itu, ada lebih dari 3000 mahasiswa di Sekolah Alkitab, STT dan seminary (2200 di dalam asrama), dan rata-rata jumlah yang ikut Sekolah Minggu di Highland Park Baptist Church (gereja yang mengepalai universitas tersebut) adalah sekitar 4500 orang. Visi awal pendiriannya, yaitu menjangkau dunia bagi Kristus, terasa di segala aspek. Setengah dari pemasukan gereja diberikan untuk mendirikan gereja dan misi dunia. Konferensi misi yang dilakukan tahunan mendatangkan 80-100 misionari setiap kalinya. Ratusan lulusan Temple mendedikasikan hidup mereka bagi misi dunia dan memberitakan Injil di berbagai pelosok dunia.

Perubahan besar terjadi di tahun 1990an ketika musik rock dan filosofi “injili” diperkenalkan. Sampai dengan April 2005, Highland Park dan Tennessee Temple sudah sepenuhnya menyambut rock ‘n roll, tidak lagi malu-malu, termasuk mengadakan konser yang diisi oleh Bebo Norman, Fernando Ortega, dan Sara Groves, di ruang auditorium utama gereja Highland Park. Pada tahun 2006, pemimpin gerakan emerging church, Dallas Willard, mengajar di Seri Kuliah Musim Semi di Temple. Willard percaya “bisa saja seseorang yang tidak kenal Yesus diselamatkan” (“Apologetics in Action,” Cutting Edge magazine, Musim Dingin 2001). Dia menolak ketiadasalahan Alkitab, dan berkata, “Yesus dan kata-kataNya tidak pernah masuk dalam kategori dogma atau hukum, dan membacanya sebagai hal-hal itu berarti meleset dari maksud utamanya” (The Divine Conspiracy, hal. Xiii). Sampai dengan tahun 2008, Highland Park telah bergabung dengan Southern Baptist Convention. Pada tahun 2012, Highland Park Baptist Church mengubah nama menjadi Church of the Highlands, untuk menunjukkan adanya perubahan lokasi sekaligus adanya filosofi kontemporer generik yang baru. Jeremy Roberts, gembala sidang Highland Park yang berusia 28 tahun, mengatakan “Ini akan menjadi gereja yang paling fun” (“Chattanooga’s Iconic Highland Park,” Chattanooga Times Free Press, 10 Sept. 2012). Dalam buku The Old Highland Park Baptist Church, kami telah mendokumentasikan beberapa alasan kejatuhan institusi ini sebagai peringatan bagi orang-orang lain. Ini dapat didownload secara gratis dari www.wayoflife.org.

Gembala Terry Coomer, yang kuliah di Temple pada tahun 1970an, berkomentar kepada saya: “Sungguh hari-hari yang menyedihkan bagi semua yang pernah kuliah di sana dan menerima gelar. Filosofi Injili menuntut kepada kehancuran sedikit demi sedikit dan mereka bahkan tidak sadar apa yang terjadi. Ketika seseorang mengikuti jalan ini, dia biasanya bersikap menantang. Mereka tidak mau mendengarkan nasihat perbaikan. Berapa banyak peringatan yang sudah mereka terima? Mereka mendatangkan kehancuran mereka sendiri!”

This entry was posted in Emerging Church, musik, New Evangelical (Injili). Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *