Mark Driscoll Bertobat dari Dosa Menghakimi

(Berita Mingguan GITS 8 Agustus 2015, sumber: www.wayoflife.org)

Ada dosa besar di antara kaum injili, yaitu dosa “menghakimi.” Boleh saja anda berpegang pada serangkaian doktrin yang sesat dan mencintai dunia ini, atau seorang homoseksual, dan anda akan terus diterima, tetapi kalau anda “menghakimi” maka ceritanya menjadi berbeda. Mark Driscoll, mantan gembala sidang dari mega-gereja Mars Hill di Seattle, bersalah akan dosa ini. Dia membanggakan “liberalisme kultural” yang dia jalankan, dengan forum-forum rock sekuler, pesta dansa tahun baru yang lengkap dengan champaign, dan itu semua bukanlah masalah bagi dia. Dia mengejek doktrin Alkitab tentang Pengangkatan yang bisa terjadi kapan saja, dan itu bukan masalah bagi dia. Yang menjadi masalah adalah ketika dia menghakimi kaum homoseksual dan feminis, dan bahkan sampai menghakimi beberapa sejawat pengkhotbah dan menyebut nama mereka. Dia bahkan pernah secara publik mengritik Joel Osteen, gembala sidang berwajah senyum yang melayani gereja terbesar di Amerika. Tetapi sekarang semuanya sudah menjadi baik, karena Mark telah bertobat dari dosa menghakimi. Sama seperti Jack Van Impe pada tahun 1980an, Mark telah bertobat dari dosa menghakimi. Dia melakukan pertobatan ini ketika dia diwawancarai oleh Brian Houston, yang disiarkan pada Hillsong Sydney Conference baru-baru ini (dihadiri oleh kaum pemuda dari minimal satu gereja Baptis independen). Houston memberitahu Driscoll bahwa dia “memiliki masalah pribadi yang besar sekali berkaitan dengan hubungan sesama … mengritik gembala lain walalupun berbeda dalam beberapa topik.” Driscoll menjawab bahwa pendapatnya mengenai mengritik sesama gembala secara publik “telah berevolusi” dan dia telah berusaha untuk berekonsiliasi dengan sejumlah gembala yang telah ia “singgung” dalam pelayanannya dulu, termasul Osteen (“Driscoll Says the Lord Convicted Him of ‘Sing against’ Joel Osteen,” The Christian Post, 29 Juli 2015). Driscoll berlanjut mengatakan, “Saya menghargai kesempatan ini untuk secara umum meminta maaf kepada [Osteen]. Ketika seseorang mati dia akan berdiri dan memberikan pertanggungan jawab. Tetapi pertanggungan jawab itu bukan kepada Mark Driscoll.”

Kini setelah masalah “menghakimi” sudah diselesaikan, saya menebak bahwa Driscoll akan mulai banyak diundang untuk berbicara di mana-mana lagi. Pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh Brian Houston dan Mark Driscoll memperlihatkan kesalahpahaman besar mengenai penghakiman yang alkitabiah. Ketika seorang pengkhotbah memperingatkan tentang seorang penyesat dan seorang pengkompromi, ini bukanlah penghakiman pribadi; ini adalah penghakiman Firman Allah. Ini bukanlah seorang pengkhotbah mengambil posisi Allah; melainkan ini adalah seorang pengkhotbah menaati Allah dengan cara menegor dan membongkar kesalahan supaya domba-dombanya tidak tersesatkan dan dimakan oleh serigala. Penghakiman alkitabiah adalah sesuatu yang dilakukan misalnya ketika Paulus memperingatkan tentang Figelus dan Hermogenes, Himeneus, Filetus, Demas, dan Aleksander (2 Tim. 1:15; 2:16-18; 4:10, 14). Ini dilakukannya dalam surat kepada Timotius yang adalah surat yang juga dibaca di semua gereja-gereja sebagai bagian dari kanon Perjanjian Baru. Ini adalah “menghakimi” yang benar. Ini adalah “menghakimi” yang saleh yang lebih mementingkan menaati Allah daripada menyenangkan manusia. Ini adalah “menghakimi” yang berbelaskasihan karena lebih mementingkan kebaikan dari domba-domba daripada perasaan serigala-serigala. Dan ini adalah “menghakimi” yang setiap gembala sidang harus lakukan dan jika ia tidak melakukannya, suatu hari nanti ia akan sangat menyesalinya.

This entry was posted in Fundamentalisme, New Evangelical (Injili). Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *