(Berita Mingguan GITS 22 Agustus 2015, sumber: www.wayoflife.org)
Jack Ma, orang terkaya di Cina, mengatakan dalam sebuah ceramah tahun ini bahwa dia lebih bahagia waktu bekerja sebagai seorang guru dengan gaji $12 per bulan, daripada saat ini ketika dia sudah menjadi bilyuner. Perusahaan Ma, Alibaba, ditaksir bernilai $25 milyar ketika dimasukkan daftar sahan pada New York Stock Exchange pada bulan September lalu. Dalam sebuah pidato di hadapan Economics Club di New York City, dia berbicara tentang beban menjadi seorang yang ultra-kaya. Dia mengatakan bahwa ketika mencapai kekayaan $10 juta, “anda mulai mendapat masalah” (“Jack Ma, China’s richest man, was happier earning $12 a month,” Business Insider, 9 Juni 2015). Ma memberitahu CNBS bahwa ada begitu banyak tekanan yang muncul seiring dengan tanggung jawab kekayaan yang besar. Alkitab mengatakan: “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” (1 Tim. 6:6-10). Alkitab juga mengatakan “Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali” (Ams. 23:4-5).
Bagus sekali artikel ini.