Penentangan Roma terhadap Israel

(Berita Mingguan GITS 26 September 2015, sumber: www.wayoflife.org)

Gereja Roma Katolik telah sejak lama menentang Israel. Orang-orang Yahudi dibantai dalam berbagai perang salib yang dilakukan Katolik dan ditempatkan di getto-getto di kota-kota Katolik. Kesesatan Replacement Theology, yang menggantikan Israel dengan Gereja, dilahirkan di Roma dan dipinjam dari sana oleh kaum Protestan. Pada tahun 1922, Cardinal Gasparri, Secretary of State dari Vatikan, menyuarakan kekhawatiran bahwa Mandat Inggris di Palestina bisa “memberikan Israel suatu posisi keuntungan dan bisa mengkompromikan hak-hak Gereja Katolik berkaitan dengan perlindungan Tempat-Tempat Kudus” (“The Holy See and the Postwar Palestine Issue,” International Affairs, Musim Semi 1984). Pada tahun 1950, Jewish Telegraphic Agency melaporkan bahwa Vatikan “sedang mengintensifkan kampanye-nya untuk menginternasional-kan Yeruaslem” (JTA, 21 Nov. 1950). Pada tahun 1980an, Vatikan mulai mendukung PLO dan tujuan organisasi tersebut untuk membuat Yerusalem Timur menjadi ibukotanya. Pada tahun 1982, Yasser Arafat diterima di Vatikan “dengan semua kehormatan dan kemuliaan yang diberikan kepada seorang pemimpin negara.” Dalam perjanjian 2015, dukungan Vatikan beralih dari PLO kepada Negara Palestina. Vatikan nyaman membuat perjanjian dengan organisasi teroris Muslim yang membenci Israel, bersumpah untuk menghancurkan Israel, dan yang menganiaya orang-orang Kristen, karena Vatikan adalah salah satu alat utama Iblis. Suatu hari, Babel Rahasia akan bersatu dengan Antikristus itu sendiri, menurut Wahyu 17, dan Roma tidak diragukan lagi akan berada di tengah-tengah fenomena akhir zaman ini. “Maka pada waktu itu Aku akan membuat Yerusalem menjadi batu untuk diangkat bagi segala bangsa. Siapa yang mengangkatnya pastilah mendapat luka parah. Segala bangsa di bumi akan berkumpul melawannya(Zak. 12:3).

This entry was posted in Akhir Zaman / Nubuatan, Katolik. Bookmark the permalink.

6 Responses to Penentangan Roma terhadap Israel

  1. Lukas says:

    Perang salib niatnya sebenarnya sebagai respons penaklukan islam (mempertahankan Yerusalem terutama), meski benar kelakuan para “crusader” banyak yang brutal.

  2. juragan lontong says:

    yang namanya perang dimana mana juga brutal…islam melebarkan pengaruhnya dengan kekerasan juga bukan??

  3. Dr. Steven says:

    Intinya, perang salib bisa terjadi karena sistem gereja yang sudah salah: gereja dan negara dijadikan satu.

  4. Lukas says:

    Masakan (dalam konteks masa itu) penaklukan islam harus dibiarkan tanpa perlawanan dengan kekerasan? Contoh lain, pernah dengar Charles Martel pejuang Perancis yang menghentikan tentara Islam di Poitiers, Perancis pada tahun 732?

  5. Dr. Steven says:

    Tidak semua perang salah. Melawan pasukan musuh yang menyerang itu hal yang biasa dan ok saja. Yang salah dari perang salib antara lain adalah mengatasnamakan Allah/iman Kristen.

  6. Kayla says:

    Memang benar Dr. Steven,Kristus bukanlah alasan kita untuk melakukan perang mengataskan namakan salib. Dan mengenai vatikan, biarkan Allah Israel melakukan apa yang seharusnya dibalaskan kepada mereka apa yang telah mereka lakukan terhadap umat Allah. Banyak yang telah mereka sembunyikan mulai dari gereja mula-mula berdiri. Akhirnya akan nampak siapa dia sebenarnya, gereja yang bukan milik Allah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *