Serta Semua Manusia

(Berita Mingguan GITS 28 Mei 2016, sumber: www.wayoflife.org)

Lalu mati binasalah segala yang hidup, yang bergerak di bumi, burung-burung, ternak dan binatang liar dan segala binatang merayap, yang berkeriapan di bumi, SERTA SEMUA MANUSIA” (Kej. 7:21). Di sini Kitab Suci menekankan fakta bahwa semua manusia, setiap individu, mati dalam peristiwa Air Bah. Dikatakan bahwa segala binatang mati, tetapi lalu dikatakan juga bahwa semua manusia mati. Ini untuk menekankan bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah dan memiliki jiwa yang kekal. Binatang-binatang yang mati dalam Air Bah dapat digabung menjadi satu golongan, tetapi manusia berbeda. Setiap manusia diciptakan oleh Alah, dibentuk dalam rahim oleh Allah, dikenal oleh Allah, dikasihi Allah, diurus oleh Allah, diberi terang oleh Allah (Yoh. 1:9). Allah mau menyelamatkan setiap manusia, dan setiap manusia bisa diselamatkan (1 Tim. 2:3-6). Allah sabar sebelum Air Bah (1 Pet. 3:19-20). Nabi-nabi seperti Henokh dan Nuh berkhotbah (2 Pet. 2:5). Manusia tidak memiliki dalih. Mereka dengan sengaja dan jahatnya menolak sang Pencipta yang penuh belas kasih dan hukum-hukumNya yang kudus, dan mereka tetap bertahan dalam pemberontakan mereka yang keras kepala hingga akhirnya. Orang-orang jahat hari ini masih mempersalahkan Allah karena mendatangkan Air Bah. Ini karena mereka tidak mengenal dan takut akan Allah. Mereka tidak mengetahui kemahakuasaanNya atau kebaikanNya yang ajaib atau kesabaranNya atau kekudusanNya yang agung. Tetapi Allah tidak bisa dipersalahkan karena itu, karena Ia telah menyatakan diriNya kepada semua manusia dalam Yesus Kristus. Alkitab telah dipublikasikan dalam semua bahasa besar dunia, dan hampir semua bahasa minor, dan Injil telah diberitakan hingga ujung bumi selama hampir 2000 tahun. Nuh hidup di akhir dari suatu zaman, dan kita juga hari ini hidup di bagian akhir dari suatu zaman. Zaman ini sebentar lagi akan selesai, dan ia akan berakhir dalam penghakiman, sama seperti waktu Nuh, dan satu-satunya alasan penghakiman belum datang adalah karena kasih dan kemurahan Allah bagi umat manusia yang tidak pantas mendapatkannya. “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (2 Pet. 3:9).

This entry was posted in General (Umum). Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *