(Berita Mingguan GITS 3 September 2016, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari “Cuba: Church Demolitions Gather Pace,” Christian Solidarity Worldwide, 16 Agus. 2016: “Dalam paruh pertama 2016, penutupan dan penghancuran gereja-gereja di Kuba terjadi semakin cepat beriringan dengan usaha pemerintah untuk merusak kebebasan beragama atau berkepercayaan (Freedom of religion or belief, FoRB) di pulau itu. Otoritas pemerintah telah mulai menyita 1.400 gereja-gereja Sidang Jemaat Allah (AoG) yang telah ditandai untuk penyitaan pada tahun 2015. Laporan terbaru dari Christian Solidarity Worldwide (CSW) mendetilkan 1.606 pelanggaran yang terjadi antara Januari dan Juli 2016. Kasus-kasus yang dicatat termasuk penghancuran dan penyitaan gedung gereja, penghancuran barang-barang milik gereja, penangkapan semena-mena dan bentuk-bentuk lain serangan, terutama penyitaan barang-barang pribadi para pemimpin agama. Pemerintah telah meneruskan program penyitaan 1.400 gedung gereja-gereja AoG; 100 dari gedung gereja-gereja tersebut terancam dirubuhkan. Para pemimpin AoG dan pemimpin dari denominasi lain menyatakan kekhawatiran kepada CSW bahwa penganiayaan pemerintah terhadap kelompok-kelompok agama telah memburuk signifikan dalam satu tahun terakhir. Jumlah gedung gereja yang dihancurkan mendadak tinggi. Empat gedung gereja besar yang terkait dengan Gerakan Rasuli yang tidak terdaftar dihancurkan pemerintah di Kuba tengah dan timur. Dalam setiap kasus-kasus ini, para gembala dan keluarga mereka ditarik keluar dari rumah mereka pada remang-remang subuh hari. Mereka juga ditahan di kantor polisi yang berlainan selama proses penghancuran terjadi. Dalam sebagian kasus, sejumlah besar anggota jemaat juga ditahan, rupanya supaya mereka tidak bisa melakukan protes. Laporan ini juga mendetilkan penangkapan dan penyerangan semena-mena terhadap banyak pemimpin gereja.”
Buat orang yang mengaku Kristen tapi karena mendukung sosialisme, jadinya bersimpati dan mendukung rezim di Kuba, imannya perlu dipertanyakan.