(Berita Mingguan GITS 08 Oktober 2016, sumber: www.wayoflife.org)
Para arkeolog telah menemukan taman-taman kuno di Petra, dengan sistem terowongan airnya yang mengagumkan. “Penggalian baru-baru ini di Petra telah menyingkapkan suatu sistem irigasi dan penampungan air yang secara mengejutkan sangat canggih, yang memungkinkan penduduk kota padang pasir itu untuk bertahan hidup – dan bahkan memelihara sebuah taman yang indah dengan air mancur, kolam-kolam dan sebuah kolam renang yang besar. Keahlian teknis dan berbagai hal wewah yang ditemukan ini bersaksi tentang kekayaan dan kegemilangan ibukota kuno kaum Nabatean ini 2000 tahun yang lalu” (“Monumental forgotten Gardens of Petra,” Haaretz, 28 Sept. 2016). Air disalurkan dari sebuah mata air yang terletak di bukit-bukit di luar Petra, dan dipakai untuk mengirigasi sebuah taman yang besar yang berisikan pohon-pohon, palem-palem korma, berbagai tumbuhan, air-air mancur, dan sebuah kolam renang selebar 44 meter. Petra berlokasi di tengah pegunungan Edom, dan orang-orang Edom yang membangun kota misterius ini disebut sebagai kaum Nabatean. Belakangan orang Roma menguasai Petra ketika mereka mengalahkan Negev dan sebagian dari Arabia. Petra adalah sebuah kota yang kaya yang terletak di Jalur Rempah dari Arab Selatan menuju Mesir, Israel, dan ke sana lagi. Jarak dari Arab Selatan ke Israel adalah 2.400 km. Jarak inilah yang ditempuh oleh Ratu Syeba, yang berangkat untuk mengunjungi Salomo. Ada 65 stasiun unta di sepanjang jalur ini, dan pada zaman itu dikuasasi oleh kaum Nabatean. Kaum Nabatean terlibat dalam perdagangan dan menarik pajak dari karavan-karavan unta yang berperjalanan melewati padang gurun. Petra memiliki kuil-kuil berhala untuk berbagai dewa dewi palsu. Mereka menyembah seorang dewi yang bernama Allat, yang mirip dengan dewi immoral Roma, Aphrodite. Mereka juga menyembah matahari. Mezbah matahari terletak tinggi di Petra, yaitu di atas 600 anak tangga.