(Berita Mingguan GITS 19 November 2016, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini dari CreationMoments.com, 12 September 2016: “Kebanyakan pembaca mungkin pernah mengunjungi museum dan melihat dinosaurus. Tentu saja, yang tersisa adalah fosil dari tulang-tulang, dan jika anda diperbolehkan menyentuhnya, maka akan terasa keras seperti batu. Terkadang tulang dinosaurus yang ditampilkan terbuat dari semen atau plaster, karena itu bukan tulang sebenarnya, hanyalah salinan/kopi. Tetapi, kita diberitahu bahwa melalui jutaan tahun, tulang aslinya telah digantikan oleh mineral. Bagian tentang jutaan tahunnya salah, tetapi pernyataan tentang mineral yang menggantikan sel-sel tulang adalah benar, tetapi tidak secara absolut. Sebagai contoh, ada tiang-tiang pagar yang telah ditemukan, ujung satunya telah termineralisasi, sedangkan ujung satunya lagi masih kayu biasa. Pada tahun 1993, Science Research News melaporkan reaksi Mary Schweitzer, seorang mahasiswa paska-sarjana, ketika dia meneliti sepotong tulang fosil T. rex dari Montana, yang ditenggarai berusia 65 juta tahun, dengan menggunakan mikroskop elektron: “Saya bergidik … ini sama persis dengan melihat potongan tulang modern … Bagaimana mungkin sel-sel darah bertahan sedemikian lama?” (Science Research News, 7 Sept. 1993, Vol. 261). Masalah semakin runyam, karena bagian-bagian DNA belakangan dapat dikenali di dalam darah itu. Apa arti semua ini? Pertama, kita tahu seberapa cepat struktur DNA mengurai karena adanya aktivitas radioaktif alami, dan dari situ kita tahu bahwa sel-sel ini jelas kurang dari 10.000 tahun usianya. Kedua, ini bukan kasus yang terisolir, dan saat ini suatu argumen besar sedang berkembang di balik tembok-tembok akademia. Ini adalah bukti lainnya dari banyak bukti yang menumpuk yang bertentangan dengan doktrin evolusi yang fasik.”