Laporan Penganiayaan Agama di Cina

(Berita Mingguan GITS 5 November 2016, sumber: www.wayoflife.org)

Berikut ini disadur dari “China Report,” China Aid, 5 Okt. 2016: “Berikut ini adalah rangkuman eksekutif tentang penganiayaan terhadap orang Kristen di Cina tahun 2015-2016 yang disampaikan kepada Parlemen Uni Eropa. Sambil Cina semakin merosot masuk menjadi rezim yang semakin menganut Maoisme, Partai Komunis terus mengekang kebebasan beragama dan menjalankan kendali atas segala bentuk ketidaksetujuan dengan cara menangkap atau mempersulit orang-orang yang menentang perketatan ini. Menurut presiden saat ini, Xi Jinping, agama harus menyesuaikan diri dan mendatangkan manfaat bagi masyarakat sosialis. Dalam sebuah konferensi nasional tentang agama yang dilaksanakan bulan April tahun ini, dia mendorong administrasi pemerintah yang dia pimpin untuk memastikan bahwa agama-agama ‘menggabungkan doktrin agamawi dengan budaya Cina, tunduk pada hukum dan aturan Cina, dan membaktikan diri untuk reformasi Cina dan mendorong modernisasi sosialis untuk bersumbangsih pada realisasi impian nasional Cina untuk mencapai rejuvenasi,’ dan berargumen bahwa peran Partai adalah untuk ‘membimbing dan mengedukasi kelompok agamawi dan para pengikut mereka tentang nilai-nilai inti sosialis….’ Kata-katanya mengukuhkan penekanan yang sudah dilakukan di seluruh negara itu terhadap institusi-institusi agama, termasuk sebuah kampanye untuk menghancurkan tanda-tanda salib, penangkapan semena-mena atas gembala-gembala sidang dan pengacara-pengacara mereka, dan penekanan terhadap kaum Budha Tibet dan Muslim Uyghur. Karena China Aid menerima laporan tentang penganiayaan terhadap Kristen, rangkuman ini akan menggarisbawahi kasus-kasus mereka sebagai sampel penekanan yang luas terhadap keberimanan.

Berbagai kampanye penganiayaan membuat 2016 menjadi salah satu tahun yang paling penuh tirani setelah Revolusi Budaya. Sementara para pengacara hak asasi manusia terus berjuang untuk hak membela klien-klien mereka tanpa mendapatkan serangan hukum, para pejabat di propinsi Zhejiang meluncurkan tahun ketiga berturut-turut program pembersihan yang menargetkan penghancuran simbol-simbol salib. Propinsi Henan meluncurkan suatu gerakan yang berfokus untuk memaksa gereja-gereja Katolik dan Protestan yang “ilegal” untuk tunduk pada nilai-nilai sosialis, dan para pejabat menangkap dan memenjarakan anggota-anggota gereja. … Seorang pengacara Kristen lainnya, Li Heping, menghilang dalam tahanan polisi pada 10 Juli 2015, diikuti oleh saudaranya, pengacara Li Chunfu, pada 1 Agustus tahun yang sama. Li Heping secara resmi ditahan tanggal 8 Jan. 2016, dengan tuduhan “merongrong kekuasaan negara.” Sejak mereka menghilang, anggota keluarga tidak dapat menghubungi kedua orang tersebut. … Gerakan ini mencerminkan trend politik baru yang diimplementasikan oleh pemerintah Cina, yang memperketat kendali atas aktivitas agama yang damai, misalnya dengan menghukum pertemuan gereja rumah dengan memenjarakan oran Kristen atau mendenda berat para pemimpin gereja, melarang para pengikut agama untuk mengikuti konferensi atau pelatihan di luar negeri, dan melarang anak-anak menerima pengajaran agama.”

This entry was posted in Penganiayaan / Persecution. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *