Gembala Sidang Hillsong Tidak Mau Mengatakan Aborsi Salah

(Berita Mingguan GITS 25 November 2017, sumber: www.wayoflife.org)

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, 24 November 2017, salah satu gembala sidang Hillsong New York, tidak mau menyatakan aborsi sebagai dosa. Ketika Lentz ditanya apakah dia percaya aborsi itu salah, dia menjawab, “Ini adalah tipe percakapan yang akan kita lakukan untuk mendengarkan kisahmu, dari mana asalmu, apa yang kamu percayai. Maksudku, Allah adalah hakimnya. Orang harus hidup dengan keyakinan mereka sendiri” (“Hillsong Pastor,” ChristianHeadlines.com, 7 Nov. 2017). Ini adalah relativisme moral. Orang ini bukan seorang pemberita kebenaran; dia adalah seorang terapis psikologi. Setiap pemberita Injil diperintahkan untuk menyatakan kesalahan, menegor, dan menasihati (2 Timotius 4:2). Semua umat Allah diperintahkan, “Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu” (Ef. 5:11). Mengenai Allah sebagai hakim, sungguh benar sekali itu. Dia adalah sang Hakim, dan Dia telah menyatakan penghakimanNya atas masalah ini. Perhatikan beberapa kebenaran alkitabiah yang jelas dan sederhana: Pertama, Allah pegang kendali atas pembuahan (Kejadian 20:18; 29:31; 30:22). Kedua, Allah membentuk anak di dalam rahim (Maz. 139:13-16). Ketiga, Allah melarang manusia untuk menumpahkan darah yang tidak bersalah (Ul. 19:10-13; 2 Raj. 21:16). Keempat, anak yang belum lahir bukan sekedar “fetus”; ia disebut “anak” dan “bayi” dalam Alkitab (Kej. 25:22; Ay. 3:16). Kelima, hukum Allah mengharuskan hukuman jika ada anak yang belum lahir terkena cidera (Kel. 21:22-23). Alkitab mengajarkan bahwa anak yang belum lahir bukanlah milik sang ibu; ia adalah milik sang Pencipta. Sang bayi dalam rahim seorang wanita adalah tubuh yang tersendiri dan hidup yang tersendiri. Dalam sebuah wawancara dengan CNN tahun 2014, Laura Lentz, istri dari Carl, dan juga “co-pastor” berbicara tentang isu homoseksualitas dengan mengatakan, “Bukanlah posisi kita untuk memberitahu siapapun bagaimana mereka harus hidp, itu adalah perjalanan mereka sendiri.” Dalam ketergesaan mereka untuk menjadi sahabat dunia, Hillsong telah membuat diri mereka menjadi musuh Allah (Yakobus 4:4). Mereka adalah contoh ideal dari kesesatan yang digambarkan dalam 2 Timotius 4:3-4. “Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng” (2 Tim. 4:3-4).

This entry was posted in Kesesatan Umum dan New Age. Bookmark the permalink.

2 Responses to Gembala Sidang Hillsong Tidak Mau Mengatakan Aborsi Salah

  1. Lukas says:

    Mari kita ke konteks Tanah Air:

    Setujukah “ibu” dan dokter aborsi dihukum mati? (serta UU Kesehatan direvisi untuk secara total melarang aborsi tanpa pengecualian)

  2. Dr. Steven says:

    Dihukum mati? Secara prinsipiil ok, tetapi harus ada perubahan hukum yang lain dulu.
    Misal, pembunuhan berencana saja, di pengadilan Indo, bisa hanya kena beberapa belas tahun.
    Jadi, kalau pembunuhan berencana, pemerkosaan dengan kekerasan, dll. semua dihukum mati, ya berarti memang aborsi yang disengaja juga dihukum mati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *