Evolusionis Menarik Kembali Suatu Studi Kunci Mengenai Asal Muasal Kehidupan

(Berita Mingguan GITS 6 Januari 2018, sumber: www.wayoflife.org)

Berikut ini disadur dari “Evolutionist Retracts,” Christian Headlines, 22 Des. 2017: “Seorang ilmuwan sekuler yang mencoba untuk menjelaskan asal muasal kehidupan telah membuat suatu pengakuan yang berani yang mendukung argumen-argumen melawan evolusi Darwinian. Jack Szostak dari Harvard University menerbitkan sebuah karya ilmiah pada tahun 2016 dalam jurnal Nature Chemistry, yang mengklaim bahwa dia dan kolega-koleganya telah menemukan cara untuk membuat molekul RNA mereplikasi diri sendiri. Para evolusionis Darwinian percaya bahwa RNA, yaitu asam nukleotid yang hadir dalam semua sel hidup, adalah bagian dari molekul-molekul pertama yang terbentuk di Bumi, dan yang akhirnya menimbulkan makhluk hidup. Tetapi supaya hal demikian dapat terjadi, RNA harus dengan suatu cara dapat mereproduksi dirinya sendiri tanpa enzim-enzim yang diperlukan yang belum berevolusi. Szostak mengklaim bahwa ia telah memfasilitasi kemampuan reproduksi diri RNA di laboratorium dia, tetapi di awal bulan ini, dia mengatakan bahwa salah satu koleganya, Tivoli Olsen, menyadari bahwa mereka telah salah menginterpretasikan data, saat dia tidak mampu mengulangi hasil eksperimen yang orisinal. ‘Mengilas balik, kami sama sekali dibutakan oleh kepercayaan kami [akan penemuan kami] . . . kami tidak cukup hati-hati ataupun ketat sebagaimana seharusnya (seperti yang dilakukan Tivoli) dalam menafsirkan eksperimen-eksperimen ini,’ demikian kata Szostak kepada Retraction Watch.

Dalam bukunya, Signature in the Cell, tahun 2009, Stephen Meyer dari Discovery Institute mencatat betapa tidak adekuatnya usaha untuk memakai RNA untuk menjelaskan bagaimana kehidupan dapat secara spontan muncul di bumi. Ketidakmampuan itu masih terus membayangi dan menekan pada evolusionis hari ini. ‘Sambil saya menginvestigasi berbagai model yang mengkombinasikan keacakan dan keharusan, saya telah menemukan rasa gagal dan frustrasi yang semakin meningkat di antara para ilmuwan yang bekerja dalam topik asal muasal kehidupan,’ demikian tulis Meyer, sambil mereferensikan karya Szostak yang awal tentang subjek ini.” [Catatan akhir: Sama sekali tidak ada bukti ilmiah bahwa kehidupan mulai dari benda mati atau bahwa kehidupan tingkat tinggi berevolusi dari kehidupan yang lebih rendah. Bahkan faktanya, hal seperti ini bertentangan dengan semua fakta ilmiah yang diketahui manusia. Mempertahankan evolusi Darwinian selalu harus memakai pengalihan isu.]

This entry was posted in Science and Bible. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *