(Berita Mingguan GITS 10 Maret 2018, sumber: www.wayoflife.org)
Billy Graham memiliki pengaruh besar pada penyebaran musik Rock Kristen. Sebelum saya diselamatkan, saya menghidupi dan menafasi musik rock & roll, dan saya tahu secara pasti bahwa tidak ada yang saleh tentang musik rock, dan saya berbicara tentang musiknya, bukan lirik atau kata-katanya. Para rockers sekuler tahu dan siap mengakui bahwa musik mereka secara garis besar adalah tentang seks, dan musik yang demikian tidak mungkin dapat dipakai untuk menyembah Allah yang kudus, kudus, kudus. “Rock Kristen” adalah suatu kekacauan istilah. Ia adalah kesesatan. Ia adalah penipuan. Ia adalah kejahatan. Berikut adalah beberapa saja dari begitu banyak kutipan yang dapat diberikan dari mulut para praktisi itu sendiri.
Gene Simmons dari KISS mengatakan , “Itulah inti dari rock – seks dengan bom berkekuatan 100 megaton, BEAT itu! (Entertainment Tonight, ABC, 10 Des. 1987). Jimi Hendrix mengatakan, “Mungkin [musik saya] itu seksi … tetapi ada musik apa yang punya BEAT YANG KUAT yang tidak seksi?” (David Henderson, ‘Scuse Me While I Kiss the Sky: The Life of Jimi Hendrix. hal. 117). Tina Turner mengatakan, “Rock and roll itu fun, penuh dengan energi … ia nakal” (Rock Facts, Rock & Roll Hall of Fame and Museum). Luke Campbell dari 2 Live Crew mengatakan, “Seks jelas adalah dalam musik itu, dan seks ada dalam SEGALA ASPEK musik itu.”
Perhatikan bahwa kutipan-kutipan ini mengacu kepada ritme dari rock, bukan kata-katanya. Para ahli rock & roll ini mengatakan bahwa seksualitas ada dalam ritme rock. Namun Billy Graham sedemikian tidak memiliki kejelian rohani dan begitu dikendalikan oleh pragmatisme sehingga dia memakai musik rock untuk menarik rombongan-rombongan anak-anak muda. Ketika Graham meninggal, dia dipuji oleh para rocker Kristen dari berbagai tipe (“In Memory of Billy Graham,” www.classicchristianrockzine.com). Saya tidak tahu ada satu pun rocker Kristen yang memperingatkan tentang kompromi Graham yang parah, karena mereka satu roh dengan dia dalam membangun gereja esa-sedunia. Ulasan kematian Graham dalam Christianity Today mendokumentasikan peran Graham dalam mempopulerkan rock Kristen sebagai berikut:
“Pada tahun 1990an dia merancang ulang formula untuk “crusade-crusade”nya (belakangan disebut “misi-misi” untuk tidak menyinggung kaum Muslim yang tidak senang dengan istilah crusade). ‘Malam Pemuda” yang dia biasa lakukan direvolusionerkan menjadi ‘Konser untuk Generasi Berikut,’ dengan artis rock, rap, dan hip-hop “Kristen” menghiasi acara tersebut, dilanjutkan dengan Graham berkhotbah. Format ini menarik jumlah orang yang menembus rekor, orang-orang muda yang menyoraki band-band tersebut, dan yang lalu, luar biasanya, mendengarkan dengan baik kepada sang pengkhotbah berusia 80an itu” (Marshall Shelley, “Evangelist Billy Graham Has Died: America’s Pastor Shaped Modern Evangelicalism,” Christianity Today, Feb. 2018).
Bagi siapapun yang memiliki mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar, ini adalah peringatan yang lantang tentang dalamnya kompromi rohani yang terjadi. Pandangan seseorang tentang Billy Graham ternyata memberitahu banyak tentang orang tersebut. Dia adalah Mr. Ekumenisme, Mr. Gereja Esa Sedunia, dan orang-orang yang setuju dengan dia adalah bagian dari “gereja itu,” walaupun kebanyakan mereka tidak sadar. Ini adalah masalah ada atau tidak adanya penilaian rohani. Seorang individu yang memiliki semangat Mazmur 119:128 dan Yudas 3, tidak mungkin menjadi bagian dari ekumenisme apapun. Mengasihi seluruh kebenaran dan membenci kesalahan dan berjuang demi iman yang telah diberikan kepada orang-orang kudus adalah kebalikan dari apa yang dipegang oleh Billy Graham. Billy Graham berbicara tentang kebenara, tetapi ia tidak memiliki semangat untuk berjuang demi kebenaran. Ini bukan kekristenan yang alkitabiah. Nabi-nabi dan pengkhotbah-pengkhotbah alkitabiah adalah pejuang-pejuang. “Itulah sebabnya aku hidup jujur sesuai dengan segala titah-Mu; segala jalan dusta aku benci” (Maz. 119:128). “Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus” (Yud. 1:3 ITB).