Kekuatan Argumen Desain dari Alam

(Berita Mingguan GITS 03 Maret 2018, sumber: www.wayoflife.org)

Argumen desain dari alam dapat menjadi alat yang kuat dalam penginjilan. Perhatikan kasus Dr. Jobe Martin: “Pada musim gugur 1971, saya pergi ke Baylor University di Dallas dan memberikan ceramah saya yang pertama. Ceramah itu tentang evolusi gigi. Saya berbicara mengenai bagaimana sisik ikan ini secara perlahan bermigrasi ke dalam mulut dan menjadi gigi. Beberapa murid datang kepada saya setelah kelas selesai pada hari itu dan berkata, ‘Dr. Martin, pernahkah anda menyelidiki klaim dari sains penciptaan?’ Saya bahkan belum pernah mendengar hal semacam itu. Jadi saya berkata, ‘Ok, saya akan menyelidiki hal ini bersama anda.’ Dan saya berpikir, sebagai seorang profesor muda yang sombong, ‘saya akan dengan mudah menang atas orang-orang ini.’ Nah, mereka meminta saya untuk mempelajari asumsi-asumsi yang dibuat oleh para evolusionis. Dalam keseluruhan delapan tahun pendidikan sains saya, saya belum pernah mendengar ada profesor mana pun yang memberitahu saya tentang suatu asumsi. Jadi kami mulai mempelajari asumsi-asumsi. Saya mulai menyadari bahwa evolusionis membuat banyak klaim yang didasarkan pada asumsi yang tidak sah, ketika mereka memberitahu bahwa batu ini sekian tua, dan lain sebagainya. Lalu mereka meminta saya untuk mulai mempelajari beberapa binatang dan memikirkan apakah binatang tersebut dapat berevolusi. Hal pertama yang kami pelajari bersama adalah kumbang kecil ini yang disebut Kumbang Pengebom (bombardier beetle). Serangga kecil ini, yang sekitar 1,5 cm panjangnya, mencampur adukan bahan kimia yang dapat meledak. Saya mulai berpikir, OK, bagaimana hal ini bisa muncul dari evolusi? Jika evolusi itu benar, maka kumbang ini dengan suatu cara mengevolusikannya. Jika kita asumsikan ia mengevolusikan mekanisme pertahanan ini, tetapi kali pertama ia akhirnya menghasilkan ledakan, apa yang terjadi pada sang kumbang? Ya, ia akan hancur oleh ledakan, dan kita tahu bahwa kumbang yang hancur tidak bisa berevolusi lagi. Jadi saya berpikir, bagaimanakah hal ini bisa terjadi? Nah, [karena ia dibangun dengan canggihnya], ia tidak meledakkan dirinya sendiri. Ia memiliki sebuah pabrik kecil dalam dirinya yang menghasilkan suatu bahan kimia yang bertindak sebagai katalis, sehingga ketika ia menyemprotkan bahan kimia ini ke bahan-bahan kimia lainnya yang berada dalam suspensi, maka akan terjadi ledakan. Dan ia memiliki ruang jalur tembak yang dilapisi asbestos untuk melindungi dirinya sendiri. Dan ia memiliki dua tuba ekor ganda yang kecil, dan ia bisa membidikkan tuba-tuba ini ke arah samping, dan bahkan ke arah depan. Katakanlah seekor laba-laba mendekatinya dari samping, dan ia tidak memiliki waktu untuk memutar badan dan menembak. Ia bisa memakai moncong senapannya, membidik ke samping, dan menembak. Jika anda mendengarkan ledakannya, yang anda dengar hanyalah suatu bunyi ‘pop.’ tetapi ilmuwan kini telah menangkap suara itu dalam rekaman slow-motion, dan ia sebenarnya terdiri dari sekitar seribu ledakan kecil yang berturut-turut, yang sedemikian cepat sehingga yang kita dengar hanya satu ‘pop’ saja. Jadi, mengapakah demikian? Sangatlah menarik bahwa para ilmuwan sedang mempelajari serangga kecil ini. Banyak yang dari Cornell University dan tempat-tempat lain. Yang mereka dapatkan adalah bahwa jika kumbang ini memakai satu ledakan besar saja, maka kumbang ini akan terhempas jauh oleh tenaga reaksinya! Tetapi, selama ledakan itu berupa ledakan berturut-turut, maka serangga ini dengan kaki-kakinya yang kecil dapat bertahan di tempat. Bagaimana mungkin evolusi menjelaskan munculnya ledakan berturut-turut? Kumbang kecil ini mengacaukan semua teori evolusi. Tidak mungkin suatu proses yang perlahan dan bertahap, dapat menghasilkan kumbang ini. Bahkan, tidak ada cara, teori-teori yang lebih baru, seperti teori punctuated equilibrium, dapat menjelaskan serangga ini. Saya mulai menyadari bahwa kumbang kecil ini perlu memiliki semua bagian tubuhnya sejak awal, atau tidak mungkin ada binatang ini. Dan saya mulai pusing. Istri saya akan memberitahu anda bahwa saya pusing selama lima tahun. Diperlukan pergumulan lima tahun bagi saya untuk membalikkan cara pikir saya, dari berpikir secara evolusionis kepada berpikir bahwa makhluk ini diciptakan secara utuh, sebagaimana kita temui hari ini. Ini berlawanan dengan semua yang pernah saya pelajari” (Jobe Martin, Incredible Creatures that Defy Evolution 1, ExplorationFilms.com).

This entry was posted in Science and Bible. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *