Intelijensi dalam Tangan Manusia

(Berita Mingguan GITS 12 Mei 2018, sumber: www.wayoflife.org)

Berikut ini disadur dari “Made in His Image: The Connecting Power of Hands,” R. Guliuzza, M.D., Institute for Creation Research: “Gerakan jari-jari manusia sangatlah hebat dalam hal ketepatan dan kecepatan. Waktu rata-rata yang dibutuhkan seseorang untuk membuat pilihan biasa antara dua hal, adalah sekitar setengah detik. Tetapi gerakan jari bisa jauh lebih cepat – bahkan lebih cepat dari yang secara fisik dimungkinkan jika hanya menggunakan mekanisme umpan balik sensorik-motorik yang ada pada tubuh. Untuk mendapatkan kecepatan jari yang paling tinggi, sensor dan pikiran sadar diperkuat di otak melalui suatu fungsi antisipasi untuk tiap-tiap gerakan jari individual, yang disebut rencana depan, yang sangatlah kompleks dan bersifat bawah sadar. Bukti menunjukkan bahwa sistem saraf pusat memprediksikan hasil yang terbaik dari setiap gerakan jari beberapa gerakan di depan dari kondisi sekarang. Jadi, seorang pengetik yang mahir akan secara visual memproses hingga delapan karakter ke depan dan kemudian – dalam antisipasi – rencana depan untuk gerakan-gerakan otot sudah akan meng-commit-kan otot-otot jari untuk melakukan aksi kira-kira tiga karakter ke depan dari huruf yang sekarang sedang ditekan. Waktu antara penekanan satu huruf ke huruf lain biasanya bisa serendah 60 milidetik. Yang menarik, kecepatannya paling tinggi jika huruf-huruf yang berturut-turut adalah antara jari-jari pada tangan yang berbeda. Jadi bayangkan banyaknya data mental yang dikalkulasikan oleh seorang pianis yang mahir yang dapat memainkan 20 hingga 30 not secara berturut-turut dengan tiap tangan setiap detiknya – yaitu sekitar 40 milidetik antara tiap not – karena sistem saraf melaksanakan suatu rencana depan (mengatur kecepatan, arah, tekanan, durasi, dll.) untuk setiap jari secara bersamaan dan meng-update semua rencana setelah setiap gerakan jari. Rencana ini dikompilasikan dalam serebelum (otak kecil), yang, jika diperlukan, akan mempertahankan memori akan rencana tersebut. Ini menjadi bagian integral dari pembelajaran suatu keahlian. Sejauh ini, belum ada batasan yang ditemukan tentang berapa jumlah rencana yang dapat disimpan dalam memori.”

This entry was posted in Science and Bible. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *