Penelitian DNA Membuat Lobang Besar dalam Teori Darwin

(Berita Mingguan GITS 9 Juni 2018, sumber: www.wayoflife.org)

Berikut ini disadur dari “When your DNA research pokes holes in Darwin,” OneNewsNow.com, 31 Mei 2018: “Para peneliti mengumumkan bahwa mereka telah membuat suatu penemuan yang sangat penting dalam evolusi biologis dan penemuan ini dapat membawa ilmu pengetahuan selangkah lebih dekat kepada kebenaran Alkitab. Menurut para peneliti, yaitu dua orang ilmuwan, seorang dari Amerika dan seorang dari Swiss, penelitian mereka terhadap DNA menunjukkan bahwa 100.000 binatang muncul pertama kalinya pada waktu yang hampir bersamaan – bukan secara perlahan melalui jutaan tahun. Karena sepertinya menyadari betapa berbahayanya hasil penemuan ini terhadap model evolusi, salah satu ilmuwan itu secara publik menyatakan bahwa mereka ragu untuk menerbitkan hasil penemuan mereka. ‘Ada bahaya besar terhadap model evolusi dalam penelitian ini yang belum sepenuhnya mereka sadari,’ komentar Dr. Nathaniel Jeanson, seorang peneliti biologis bagi Answers in Genesis. Jeanson, yang memiliki gelar Ph.D. dalam bidang perkembangan sel dari Harvard, memberitahu OneNewsNow bahwa adalah benar pada peneliti itu menyimpulkan bahwa binatang dan manusia muncul di bumi ini pada waktu yang kira-kira sama. Penelitian yang sama, ujar dia, juga menemukan bahwa tidak ada spesies silang. Seekor robin bisa saja berevolusi menjadi robin yang lebih baik, contohnya, tetapi ia tidak bisa menjadi seekor kadal. Para peneliti ini tidak mengakui bahwa Kejadian 1:1 adalah benar, tentunya, dan artikel headline pada tanggal 28 Mei itu menyinggung tentang ‘aspek baru evolusi’ dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam sebuah jurnal berjudul Human Evolution. Tetapi artikel itu menggambarkan ‘hasil mengejutkan’ bahwa sembilan dari 10 spesies di bumi hari ini, termasuk manusia, ‘muncul’ sekitar 100.000 hingga 200.000 tahun lalu. … ‘Kesimpulan ini sungguh mengejutkan,’ kata salah satu peneliti tadi, ‘dan saya melawannya semampu saya.’”

This entry was posted in Science and Bible. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *