(Berita Mingguan GITS 14 Juli 2018, sumber: www.wayoflife.org)
Sebuah perusahaan start-up, bernama Catalog, telah mengumumkan bahwa mereka akan memproduksi sebuah alat penyimpanan data dari DNA pada tahun 2019. Perusahaan itu, yang berbasis di Harvard Life Lab, mengatakan bahwa metode ini akan dapat menyimpan data sebesar satu terabyte dalam sebuah butiran DNA kecil. “Jika disimpan di tempat yang dingin dan kering, DNA dapat secara konsisten bertahan ratusan tahun, jadi pusat data yang besar bisa digantikan oleh kulkas biasa” (“First commercial DNA data storage device,” New Scientist, 4 Juli 2018). Banyak periset yang bekerja di bidang ini, yang jelas masih dalam tahap permulaan. IARPA, cabang riset dari komunitas intelijen AS, telah mengeluarkan tantangan agar para ilmuwan mengembangkan bentuk-bentuk baru penyimpanan molekuler. Semua usaha ini justru adalah bukti yang indah akan Allah yang mahakuasa dan maha-berhikmat. DNA yang hidup dan luar biasa kompleks adalah bukti akan Allah, dan intelijensi manusia yang hebat yang mengizinkan kita untuk menyelidiki diri kita sendiri adalah bukti lainnya. Sebagaimana dikatakan David Berlinski, “Struktur sosial kera seringkali adalah rumit. Simpanse, bonobo, dan gorilla, mereka berpikr; mereka membuat rencana; mereka memiliki preferensi pribadi; mereka licik; mereka memiliki kesenangan dan keinginan kuat; dan mereka menderita. Hal yang sama juga ada pada kucing-kucing, saya bisa menambahkan. Dalam banyak hal ini, kita melihat cerminan diri kita sendiri. Tetapi, lepas dari kesamaan yang kita miliki dengan kera, sisanya sama sekali berbeda. Dan sementara kesamaan kita dengan mereka adalah hal yang menarik, perbedaan-perbedaan yang ada sangatlah mendalam” (The Devil’s Delusion, p. 156).