(Berita Mingguan GITS 21 Juli 2018, sumber: www.wayoflife.org)
Sebuah patung Maria, Our Lady of Guadalupe di Gereja Katolik di Hobbs, New Mexico, mulai “menangis” pada saat misa berlangsung pada tanggal 20 Mei. Sekretaris gereja dan suaminya pertama menyadari suatu zat “mirip-minyak” pada wajah patung itu dan di lantai di bawahnya. Ketika imam Jose “Pepe” menyeka zat itu dari patung tersebut dua kali, “air mata itu masih muncul kembali.” Setelah fenomena tersebut dipublikasikan di koran-koran, para pengunjung mulai berziarah ke situs tersebut. Uskup Oscar Cantu berkata bahwa para pejabat sedang menyelidiki fenomena tersebut. Mereka akan mulai dengan kemungkinan penjelasan-penjelasan alami. Dia menambahkan, “Jika ini supranatural, apakah ini dari Allah? Ataukah ini suatu roh jahat?” (“Bishop Cantú explains investigation,” Las Cruces Sun News, 2 Jun. 2018). Saya [Dr. David Cloud] mengunjungi gereja tersebut pada tanggal 14 Juni, karena saya kebetulan ada di Hobbs untuk berkhotbah di sebuah konferensi Alkitab tentang sejarah gereja, dan saya berbicara dengan sekretaris gereja tersebut. Dia menunjukkan kepada saya foto-foto patung yang menangis itu yang dia ambil di handphone-nya. Ketika saya menanyainya menurut dia apa maksud dari “menangis” itu, dia menjawab, “Bahwa Maria sedih dan dunia perlu berubah.” Saya bertanya apakah tidak mungkin itu adalah air mata sukacita, tetapi dia menjawab bahwa “Maria terlihat sedih.” Pada tanggal 14 Juli, Wilayah Keuskupan Las Cruces mengumumkan bahwa analisis kimiawi akan “air mata” tersebut memberikan hasil bahwa cairan itu adalah minyak zaitun (“Investigation into Weeping Virgin Mary Statue,” Newsmax, 17 Juli 2018). Maria dalam Katolikisme adalah hasil imajinasi sesat manusia, dan “kunjungan” apapun yang benar-benar terjadi di berbagai kuil Maria adalah pekerjaan roh-roh jahat. Ketika “Maria muncul,” dia selalu memberitakan suatu injil pekerjaan, yang dikutuk oleh Allah (Gal. 1:6-8). Firman Allah memperingatkan tentang bahaya penipuan rohani, dan orang yang bijak akan menguji segala sesuatu dengan Firman Tuhan yang tiada salah. “Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. … Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka” (2 Kor. 11:3, 13-15).