Pembekuan Darah

(Berita Mingguan GITS 07 Juli 2018, sumber: www.wayoflife.org)

Berikut ini disadur dari Seeing the Non-existent: Evolution’s Myths and Hoaxes, oleh David Cloud, copyright 2011: “Pembekuan darah adalah salah satu contoh suatu sistem biologis yang luar biasa yang tidak dapat berevolusi dalam tahapan-tahapan. Mekanisme pembekuan darah sangatlah esensial untuk keberlangsungan hidup binatang dan manusia, karena sistem peredaran darah adalah sistem bertekanan, dan suatu luka yang sederhana bisa menjadi fatal jika perdarahan tidak dihentikan. Hemofilia adalah penyakit yang mengancam kehidupan, justru karena alat-alat untuk pembekuan darah rusak. Ketika suaut luka terjadi, sinyal-sinyal molekuler menyebabkan berbagai protein untuk teraktivasi, untuk membuat suatu jaringan yang kompleks yang menangkap sel-sel darah, dan membentuk bekuan darah awal. Pembekuan darah melibatkan lebih dari 30 reaksi yang berbeda, yang masing-masingnya penting untuk menyembuhkan luka dan masing-masingnya sangatlah kompleks. Koordinasi, urutan, waktu yang tepat, dan laju aksi, semua harus tepat. Menghilangkan satu saja dari reaksi-reaksi ini, atau menyelipkan satu langkah yang tidak diinginkan, atau mengubah timing dari satu langkah, akan berakibat kematian. Inilah mengapa sistem pembekuan darah disebut ‘suatu kaskade, suatu sistem yang bekerja melalui satu komponen mengaktivasi komponen lainnya’ (Alan Gillen, Body by Design, hal. 74). Perhatikan beberapa aspek dari “kaskade” yang rumit ini: Pertama, bekuan darah harus terbentuk secara cepat. Kedua, ia harus terbentuk sepanjang luka tersebut, dengan jangkauan yang cukup untuk menghentikan perdarahan. Ketiga, ia harus terbentuk hanya di lokasi persis terjadinya luka, dan hanya cukup unutk menutup luka, tetapi tidak menutup pembuluh-pembuluh darahnya (kalau tidak, ia akan menutup peredaran darah, yang bisa mengakibatkan serangan jantung dan stroke). Keempat, luka harus dibersihkan dari kuman-kuman dan sel-sel jaringan yang rusak. Hal ini terlaksana melalui peningkatan aliran darah yang kaya akan sel-sel putih. Kelima, proses pembekuan bukan hanya harus menghentikan aliran darah, tetapi juga mengembangkan kulit baru untuk kesembuhan permanen. Keenam, pada waktu yang persis kesembuhan tercapai, sistem protein lainnya harus bekerja untuk menyingkirkan bekuan darah. Proses pembekuan darah mulai dengan pembentukan suatu jaringan protein untuk menutup luka dan memerangkap darah. Jaringan ini terdiri dari suatu protein yang disebut fibrinogen yang dibawa dalam plasma darah. Protein lainnya, thrombin, mengiris potongan-potongan fibrinogen untuk menciptakan fibrin dan menyambungkan mereka untuk membentuk suatu jaringan. Benang-benang panjang berseliweran pada fibrin untuk memerangkap sel-sel darah. Perhatikan betapa luar biasanya intelijensi dan komunikasi yang terlibat dalam seluruh proses ini pada level seluler! Betapa konyolnya untuk memikirkan bagaimana suatu hal demikian dapat ‘berevolusi’ secara gradual dan buta!”

This entry was posted in Science and Bible. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *