(Berita Mingguan GITS 14 Juli 2018, sumber: www.wayoflife.org)
Sebuah robot IBM yang dikendalikan oleh AI, kini bisa berdebat dengan para pedebat profesional, dengan hasil yang menakjubkan. Robot tersebut, yang diberi nama Proyek Pedebat, dikembangkan di pusat riset IBM di Haifa, Israel. Acara debat pertama diadakan pada bulan Juni di San Francisco, melawan dua orang pemenang debat dari Israel. Topik-topik yang didebatkan adalah “apakah penjelajahan luar angkasa sebaiknya disubsidi oleh pemerintah” dan “nilai dari kedokteran jarah jauh dan apakah hal ini harus lebih luas dipakai” (“Man vs. Machine,” NoCamels.com, 5 Juli 2018). “Tim manusia dilaporkan menang, tetapi dengan perbedaan nilai yang tipis.” Para pendukung tipe AI (Artificial intelligence) yang seperti ini berargumen bahwa “hal ini berkaitan dengan menyadari isu-isu yang penting bagi masyarkat” dan memungkinkan “para pembuat keputusan untuk mengambil keputusan dengan informasi yang tepat.” Para pencipta dari Proyek Debat mengatakan, “Hal seperti ini belum pernah dilakukan sebelumnya dan kini kita telah tiba di sini.” Sungguh. Garis antara intelijen manusia dan intelijen artifisial semakin buram, dan ketergantungan manusia pada robot dalam setiap aspek kehidupan semakin bertambah seiring dengan pergantian setiap dekade.
Editor: Dengan semakin canggihnya komputer, manusia memasuki babak baru dalam apa yang disebut “Artificial Intelligence.” Namun demikian, ada banyak orang yang khawatir bahwa robot dan aritificial intelligence suatu hari bisa berbalik menyerang manusia. Konsep-konsep seperti ini banyak diangkat dalam fiksi-fiksi ilmiah. Intinya, mereka percaya bahwa Artificial Intelligence bisa berubah menjadi intelijensi yang sesungguhnya. Tetapi kenyataan jauh berbeda. Secanggih-canggihnya suatu robot, ia tidak akan pernah memiliki kesadaran diri. Kesadaran diri, lengkap dengan intelijensi sejati, perasaan, dan kehendak bebas, adalah konsekuensi dari diciptakannya manusia sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Robot tidak memiliki jiwa, dan sehebat-hebatnya program manusia, ia tidak bisa menggantikan jiwa. Orang-orang yang percaya Alkitab tahu bagaimana akhir dari segala sesuatu, dan sama sekali tidak khawatir. Robot-robot tidak akan mengambil alih dunia. Hari Tuhan akan tiba, dan saat itu Allah akan menghancurkan pemberontakan terhadap otoritasNya di bumi ini yang telah dimulai sejak dahulu kala, dan menempatkan PutraNya Yesus Kristus di atas takhta. Israel modern memandang kepada ilmu pengetahuan sebagai juruselamat, tetapi itu adalah juruselamat yang payah, sungguh.