(Berita Mingguan GITS 22 September 2018, sumber: www.wayoflife.org)
James Henley Thornwell adalah seorang pengkhotbah Presbyterian zaman dulu yang dengan gigih berjuang melawan modernisme theologi di abad ke-19. Sebagai presiden keenam dari South Carolina College (hari ini namanya adalah University of South Carolina), Thornwell sangat capek dengan “orang-orang yang di tengah” pada zmaan dia, yang mengatakan bahwa mereka mencintai kebenaran tetapi mereka lemah dalam berposisi dan tidak mau dengan berani melawan kesalahan. “Menggunakan kata-kata yang gemulai dan dimanis-maniskan dalam membahas topik-topik yang memiliki nilai abadi; memperlakukan kesalahan-kesalahan yang menyerang fondasi segala pengharapan manusia, seolah-olah ini adalah kekhilafan yang wajar dan tidak berbahaya; memberkati hal-hal yang Allah tidak senangi, dan beramah tamah pada tempat-tempat Dia memanggil kita untuk berdiri seperti laki-laki dan tegas, walaupun adalah cara yang paling cocok untuk mendapatkan pujian populer di zaman yang canggih ini, sebenarnya adalah kekejaman terhadap sesama manusia dan pengkhianatan terhadap Sorga. Orang-orang yang pada topik-topik ini lebih mementingkan aturan-aturan kesopanan daripada poin-poin kebenaran, tidaklah membela benteng, tetapi menyerahkannya ke tangan para musuhnya. KASIH AKAN KRISTUS, DAN AKAN JIWA-JIWA YANG UNTUKNYA DIA MATI, AKAN MENJADI TAKARAN SEMANGAT KITA DALAM MEMBONGKAR BAHAYA-BAHAYA YANG MEMERANGKAP JIWA-JIWA MANUSIA” (dikutip dalam sebuah khotbah oleh George Sayles Bishop, penulis dari The Doctrines of Grace and Kindred Themes, 1910).