Kuat Fisik Tetapi “Mlempem” Rohani

(Berita Mingguan GITS 24 November 2018, sumber: www.wayoflife.org)

Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang” (1 Tim. 4:8). “Latihan badani terbatas gunanya. Fungsi dari olahraga sudah jelas dinyatakan di zaman kita ini. Tetapi olahraga tidak boleh dibiarkan untuk menuntut terlalu banyak dari pengalokasian waktu dan uang kita. Saya memiliki seorang teman yang menghabiskan dua jam sehari berlari, lalu tiga puluh menit (plus mandi dan berpakaian) tiga kali seminggu di klub/gym kesehatan, dengan harga yang substansial, dan tiga jam lagi atau lebih seminggu bermain racquetball. Tambahan lagi, dia juga anggota klub tenis lokal dan bermain di sana sekali atau dua kali seminggu. Dia nampaknya memiliki kondisi fisik yang sangat baik. Dia mengajak saya makan siang tidak lama yang lalu karena dia mau berbicara secara pribadi. Dia lalu menceritakan kisah yang sering terdengar tentang tidak adanya sukacita dalam pekerjaan dan keluarganya, terutama, dan perasaan bosan dan frustrasi terhadap kehidupan secara umum. Saya bertanya padanya apakah dia mau mengevaluasi diri secara jujur. Dia mau. Dia menemukan bahwa waktu dan energi yang dia habiskan untuk hal-hal fisik, dibandingkan dengan hal-hal rohani, perbandingannya adalah 100 banding 1! Kesimpulan dia: ‘Saya kuat secara fisik, tetapi mlempem rohani.’ Ini sepertinya bisa menyimpulkan banyak di antara kita. Kita bisa jadi memang perlu olahraga rutin, dan janganlah mengabaikan kesehatan. Tetapi kesehatan rohani jauh lebih penting” (The Preacher’s Commentary Series).

This entry was posted in General (Umum), Kesehatan / Medical. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *