Kesalahan Seorang Skeptis – Pikiran Bukanlah Komputer

(Berita Mingguan GITS 15 Desember 2018, sumber: www.wayoflife.org)

Berikut ini disadur dari “A Skeptic Gets It Wrong,” Tom Gilson, The Stream, 8 Des. 2018: “Seorang komentator dengan nama sandi ‘swordfish’ baru-baru ini dengan pusingnya mencampuradukkan otak manusia dan komputer, dengan mengklaim bahwa pikiran manusia dan komputer sangatlah mirip satu sama lain. Dalam sebuah komentar di sebuah artikel meme atheis minggu lalu, dia menulis, 1) Komputer dapat memproses apapun yang disajikan ke memori komputer, termasuk ide-ide. 2) Otak manusia dapat dikatakan hanyalah proses-proses reaksi-reaksi elektro-kimia. Apakah dia benar? … Nah, sebagai seorang Kristen saya berpegang pada kepercayaan bahwa dunia fisik bukanlah satu-satunya realita. Allah adalah roh dan Dia telah menciptakan kita dalam gambarNya, sehingga manusia itu lebih dari sekedar tubuh kita yang kita pakai ini. Tetapi ada banyak orang yang tidak setuju. Seperti swordfish, mereka berpikir bahwa seluruh realita dapat dijelaskan dari materi, energi, dan hukum-hukum alam yang berinteraksi dengan mereka – hanya itu saja dan tidak ada yang lain lagi. Masalahnya adalah, jika mereka benar, maka mereka salah. Atau minimal mereka tidak memiliki alasan untuk berpikir diri mereka benar. Ada banyak cara untuk untuk memperlihatkan hal ini. Salah satu cara adalah untuk membuat perbandingan antara pikiran manusia dan komputer, dan melihat hasilnya. Demikianlah saya menjawab swordfish. …Perhatikan pernyataan, “Jika di luar sedang hujan, maka jalanan akan basah.’ Manusia memproses kalimat ini dalam bentuk ide-ide. Kita mulai dengan apa yang kita ketahui tentang ‘hujan,’ ‘basah’ dan ‘jalanan.’ Lalu kita mempergunakan logika dalam pikiran kita. Kita mencapai kesimpulan berdasarkan apa arti kata-kata itu, dan berdasarkan dasar-dasar yang menghubungkan mereka satu sama lain. Tetapi apa yang dilakukan suatu komputer? Dalam istilah kasar, komputer memproses voltase, yang adalah hal-hal listrik murni, dan status mereka dikendalikan oleh hukum alam. Ada dari voltase-voltase tersebut yang dihubungkan dengan istilah seperti ‘hujan,’ ‘jalanan,’ dan ‘basah.’ Itu karena para desainer hardware dan para programmer telah mendesain komputer itu sehingga mereka dapat menyatakan istilah dalam bentuk tersebut. Tetapi komputer sama sekali tidak paham arti kata-kata tersebut. Ia tidak memiliki sedikitpun petunjuk apa itu ‘basah,’ dan juga sisa dari kalimat. Jadi itu alasan pertama mengapa komputer tidak bisa memproses ide seperti manusia: Komputer tidak memiliki ide. Mereka tidak memahami arti kata-kata. Mereka hanya memiliki status voltase, yang didesain oleh manusia untuk mewakili kata-kata tertentu … Komputer tidak berpikir, ‘jalanan akan basah karena itulah yang terjadi ketika turun hujan.’ Komputer tiba pada output karena hukum fisika, bukan karena alasan logis. …jika swordfish benar, dan jika pikiran manusia berfungsi seperti komputer, maka pikiran tidak beroperasi dengan pengertia. Dan jika pikiran tidak beroperasi berdasarkan pengertian, maka bahkan swordfish sendiripun tidak memiliki alasan untuk berpikir bahwa ia sedang memikirkan apa yang ia pikirkan. Yang adalah sangat konyol. Ini tidak mungkin. Ketika suatu kesimpulan adalah tidak mungkin, maka ada yang salah dengan pemikiran yang mendahuluinya.”

This entry was posted in Atheisme, Teknologi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *