Semakin Banyak Persiapan untuk Bait Ketiga

(Berita Mingguan GITS 8 Desember 2018, sumber: www.wayoflife.org)

Persiapan pembangunan Bait Ketiga sudah semakin memuncak. Pada tanggal 10 Desember, malam terakhir Hanukkah, ‘cikal bakal’ majelis Sanhedrin Yahudi berencana untuk menguduskan sebuah mezbah pengorbanan dari batu dan melaksanakan korban harian yang terjadi setiap pagi dan setiap sore di Bait zaman dulu. Korban itu akan dilakukan oleh para Kohanim [imam Lewi], yang didandani sesuai dengan pakaian imam dalam Alkitab. Tidak diketahui apakah domba akan benar-benar disembelih di tempat itu, tetapi yang jelas dagingnya akan dibakar di atas mezbah. Menorah emas milik Temple Institute juga akan dinyalakan. Sanhedrin adalah majelis kumpulan rabbi yang pernah memimpin bangsa Israel sebelum dan sesudah kehancuran Bait Herodes. Sanhedrin ini bubar pada abad kelima Masehi, tetapi pada tahun 2004, sekelompok orang Yahudi ortodoks mengumumkan bahwa mereka sedang mendirikannya kembali. Tujuan dari ‘cikal’ Sanhedrin ini adalah untuk mendirikan “suatu organisasi berbasiskan Alkitab untuk mengantikan PBB.” Pengumuman oleh Rabbi Yoel Schartz menyatakan, “Kami kini sangat dekat dengan waktu yang dinubuatkan oleh nabi-nabi Israel bahwa Allah dunia ini yang menciptakan segala sesuatu akan dipanggil oleh dunia ini dengan nama Allah Israel, karena hanya umat Israel yang masih terhubung kepadaNya. … Panggilan Allah untuk mengembalikan umatNya ke tanahNya akan menunjukkan bahwa keyakinan sebagian bangsa-bangsa bahwa Israel berada dalam pembuangan sebagai suatu hukuman adalah keyakinan yang salah. Pembuangan hanyalah agar Israel dapat menjadi contoh bagi bangsa-bangsa untuk melayani Allah. …Sekarang adalah waktunya bagi umat sang Pencipta untuk kembali ke tanah mereka, dan dari sini terang akan terpancar ke dunia. Dan ketika kita sudah pantas untuk itu, Bait akan dibangun dan didirikan kembali di tempatnya, dan lebih lagi semua bangsa-bangsa akan menyadari bahwa waktunya telah tiba untuk menyembah Allah” (“Sanhedrin Invites 70 Nations to Hanukkah Dedication of Altar for the Third Temple,” BreakingIsraelNews, 29 Nov. 2018). Israel masih tinggal dalam kebenaran-diri-sendiri yang membuatnya menolak Mesias mereka sendiri 2000 tahun yang lalu. Dia tidak mengakui bahwa pembuangan mereka adalah suatu hukuman. Tetapi sesaat sebelum penyalibanNya, Yesus berkata, “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!” (Luk. 13:34-35). Dan Rasul Paulus, yang dididik sebagai seorang rabbi pada kaki Gamaliel yang terkenal itu, berkata tentang Israel, “Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah. Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya” (Rom. 10:3-4). ‘Cikal’ Sanhedrin yang sedang melakukan ulang korban harian, buta terhadap makna dari korban itu, karena telah menolak kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Yesus, ‘Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia’ (Yoh 1:29).

This entry was posted in Akhir Zaman / Nubuatan, Israel. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *