(Berita Mingguan GITS 7 September 2019, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari “Jesuit Superior General: The Devil Is a Symbol,” DailyWire.com, 21 Agus. 2019: “Pada hari Rabu, Jenderal Superior dari Ordo Jesuit mengumumkan bahwa Setan itu sendiri adalah suatu ‘simbol’ bukan makhluk yang nyata yang pernah diciptakan Allah sebelum jatuh ke dalam penghakiman. Menurut Catholic News Agency, Romo Arturo Sosa memberitahu majalah Italia, Tempi, bahwa Iblis ‘eksis sebagai personifikasi dari kejahatan dalam berbagai struktur, tetapi bukan dalam pribadi-pribadi, karena ia bukanlah pribadi, ia adalah suatu cara berlaku yang jahat,’ demikian tegas sang imam. ‘Kebaikan dan kejahatan berada dalam peperangan permanen dalam hati nurani manusia dan kita memiliki cara-cara untuk menunjukkan itu. Kita memahami Allah sebagai kebaikan, kebaikan penuh. Simbol-simbol adalah bagian dari realita, dan Iblis eksis sebagai suatu simbol realita, bukan sebagai suatu realita pribadi.’ Pernyataan pemimpin Jesuit tersebut tentang Iblis, kontras langsung dengan Katekisme Gereja Katolik, yang mengajarkan bahwa Satan dan roh-roh jahatnya adalah ‘makhluk-makhluk rohani yang tidak bertubuh’ namun yang bagaimanapun juga adalah ‘makhluk-makhluk pribadi dan abadi’ yang memiliki ‘intelijensi dan kehendak.’ … [Sebuah jajak pendapat tahun 2011] menunjukkan bahwa delapan dari sepuluh orang Katolik di AS percaya bahwa Setan hanyalah suatu simbol, lebih mirip Santa Klaus daripada pribadi yang nyata. Alkitab mengatakan, “Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka” (2 Korintus 11:13-15).