Pemimpin Baptis Selatan Mengatakan Bahwa Banyak Orang Katolik Lahir Baru

(Berita Mingguan GITS 2 Februari 2020, sumber: www.wayoflife.org)

Richard Land dari Baptis Selatan mengatakan bahwa dia sedang menyaksikan “semakin banyak orang-orang Katolik” yang menjadi lahir baru (“Being ‘born again’ isn’t trendy–it’s meaningful,” OneNewsNow, 24 Jan. 2020). Land menjabat sebagai kepala dari Komisi Etika dan Kebebasan Beragama di Konvensi Baptis Selatan dari tahun 1988 hingga 2013. Dia membuat komentar yang barusan ini dalam konteks Survei Masyarakat Umum tahun 2018-2019 yang menemukan bahwa istilah “lahir kembali” mulai merambah ke kalangan Katolik dan gereja Protestan umumnya. Dia mengatakan, ‘Ini bukan masalah apa afiliasi denominasi anda, ini adalah mengenai apakah anda memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus.’ Tetapi Gereja Roma Katolik bukan hanya sekedar suatu ‘denominasi’ yang berbeda. Ia adalah suatu agama yang berbeda dari iman Perjanjian Baru yang telah sekali diberikan kepada orang-orang kudus. Roma memiliki kristus yang palsu dan injil yang palsu. Kristus yang ia beritakan adalah wafer yang dispesialkan yang disebut hosti, yang disembah sebagai Yesus Kristus itu sendiri. Injilnya adalah kelahiran kembali melalui baptisan yang diikuti oleh sakramen-sakramen lainnya. Saya sudah bertemu dengan para “Katolik injili” ketika menghadiri konferensi-konferensi ekumenis sebagai seorang jurnalis atau tim media, tetapi ketika ditanya dengan teliti mengenai keselamatan, mereka memperlihatkan kebingungan dan kepercayaan mereka terhadap sakramen-sakramen dan “gereja.” Saya belum pernah bertemu dengan seorang Roma Katolik yang bersaksi, “Saya bersandar pada darah Kristus saja untuk keselamatan; baptisan dan sakramen sama sekali tidak ada hubungan dengan keselamatan; Maria dan para santo santa tidak bisa mendengar dan menjawab doa; saya tahu bahwa injil Katolik tidaklah Alkitabiah dan saya menolkanya.” Seperti itu barulah kesaksian seorang yang benar-benar adalah “Katolik lahir baru.” Pada tahun 2005, Land diakui oleh majalah Time sebagai salah satu dari “25 tokoh Injili paling berpengaruh di Amerika.”

This entry was posted in Katolik, Keselamatan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *