(Berita Mingguan GITS 22 Februari 2020, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari “Protestants and Catholics,” Reformation Charlotte, 17 Feb. 2020: “Ekumenisme sudah matang dan nyata dan banyak denominasi dan gereja-gereja Protestan yang sesat sedang menuju kembali ke pelacur yang merupakan asal usul mereka – Roma. Pada tanggal 29 Februari, di Katedral Kalvin di Jenewa, Switzerland, orang-orang Protestan dan Katolik akan untuk pertama kalinya merayakan misa bersama-sama, setelah misa dilarang dalam Katedral tersebut selama ratusan tahun. Berikut ini diterjemahkan dari protestinfo.ch. Pada bulan Agustus 1535, misa dilarang di Jenewa setelah para demonstran merusak katedral Saint-Pierre dengan cara merusak patung-patung dan memotong lukisan-lukisan yang tidak sesuai dengan ‘sekte’ yang baru saja direformasi tersebut. Sejak saat itu, tidak ada misa yang pernah dilaksanakan lagi di bangunan tersebut, yang dipakai untuk ibadah Protestan. Kehampaan yang sudah lama ini akan berakhir pada hari Sabtu, 29 Februari 2020, dengan suatu perayaan misa, pukul 6.30 sore, oleh Pascal Desthieux, vicar episkopal untuk canton Jenewa. … ‘Tidak ada perlawanan, yang berarti. Ide untuk melakukan hal ini menarik karena seiring dengan kerinduan kami untuk membuat katedral ini suatu tempat pertemuan untuk semua orang-orang Kristen di Jenewa. Suatu ruang yang melompati batas-batas pengakuan iman,’ kata Daniel Pilly, presiden dari Konsil Parish. … ‘Ini adalah suatu sinyal bahwa iklim di Jenewa sangatlah mendukung dan subur untuk Gereja Roma Katolik. Kita telah membuat kemajuan yang berarti dalam hal ekumenisme, terutama dengan Deklarasi Bersama, yang ditandatangani tahun 2017, yang mengakui pelayanan masing-masing,’ demikian dinyatakan secara spesifik oleh Emmanuel Fuchs, presiden dari Gereja Prostestan di Jenewa.