(Berita Mingguan GITS 7 Maret 2020, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari Parents As First Educators (PAFE), 2 Mar. 2020: “Dalam sebuah artikel yang diterbitkan musim gugur lalu di majalah online Kanada, Quillette, sejarahwan Christopher Dummitt mendiskusikan bagaimana dia bergerak dari posisi menyangkali jenis kelamin sebagai realita biologis ke mengakui bahwa dia salah. Dummitt menggambarkan bagaimana pada tahun 1990an, sebagai seorang murid paska-sarjana, dia mempromosikan ide bahwa seks [jenis kelamin] adalah sepenuhnya hasil konstruksi sosial — ‘ bahwa tidak ada yang namanya jenis kelamin.’ Pada waktu itu dia tidak bisa menemukan banyak orang yang setuju dengan dia karena ‘kepercayaan seperti itu berlawanan dengan akal sehat.’ Lompat ke 25 tahun kemudian (sekarang), dan ‘ide besar saya kini ada di mana-mana,’ tulis Dummitt. Ia muncul terutama ketika dalam pembicaraan tentang hak asasi transgender, dan kebijakan mengenai atlit transgender dalam olahraga. Ia sedang dimasukkan ke dalam berbagai undang-undang yang secara esensi mengancamkan hukuman terhadap siapapun yang mengindikasikan bahwa jenis kelamin adalah suatu realita biologis. Pernyataan seperti itu, bagi banyak aktivis, sudah sama saja dengan ujaran kebencian (hate speech). Dummitt mengakui bahwa dia salah sudah mempromosikan ide bahwa jenis kelamin adalah suatu konstruksi sosial, dan mengatakan bahwa dia dan orang-orang lain dalam bidang pembelajaran gender, waktu itu ‘asal mengarang’ saja ketika melakukan riset. Namun ide yang ‘tidak berdasar’ yang dipromosikan oleh Dummitt dan lainnya inilah yang saat ini mendorong gerakan transgender dan lobi-lobi mereka untuk memberlakukan kebijakan-kebijakan pro-transgender. Dummitt menyayangkan fakta bahwa “pemikiran saya yang salah, dan berbagai pembelajaran lainnya yang menggunakan pemikiran salah yang sama, saat ini dipakai oleh para aktivis dan pemerintah untuk membuat menjadi undang-undang suatu aturan moral yang baru.’ Pemikiran yang salah ini telah masuk, sebagai contoh, ke kurikulum edukasi seks di Ontario, dan entah berapa banyak lagi diskusi kelas yang ‘spontan’ tentang jenis kelamin dan identitas gender yang dipimpin oleh guru-guru aktivis. Hal ini juga yang ada di balik peningkatan dramatis anak-anak yang mengklaim diri transgender dan pendekatan para praktisi media terhadap anak-anak demikian: mengukuhkan identitas baru mereka dan menawarkan mereka obat-obat dan operasi untuk melakukan ‘transisi.’”
Pingback: Pencipta Teori Gender Mengakui Bahwa Ia Asal Mengarang Saja | Gereja Baptis Independen Alkitabiah BATU KARANG