Himne Seorang Martir Baptis Kuno

Oleh: Dr. David Cloud
Diterjemahkan: Dr. Steven Liauw

Orang-orang Baptis zaman dulu sangat suka bernyanyi. Lagu-lagu dan himne-himne mereka memiliki karakter kudus dan juga alkitabiah dalam hal doktrin. Mereka memasukkan khotbah-khotbah atau cerita-cerita Alkitab atau kisah-kisah kemartiran ke dalam lagu. Ada himne yang bahkan terdiri dari 45 bait!

Himne ciptaan Balthasar Hubmaier, berjudul “A Song in Praise of God’s Word” (Lagu Pujian akan Firman Allah) terdiri dari 18 bait, yang membahas seluruh Alkitab mulai dari Adam hingga Kristus. Setiap bait berakhir dengan kalimat “God’s Word stands sure for ever” (Firman Allah tetap selamanya). Kami mendapatkan bahwa terjemahan Inggris dari himne ini dapat dinyanyikan dengan menggunakan melodi dari lagu Our God Our Help in Ages Past.

Hubmaier (1480-1528) adalah seorang pengkhotbah yang sangat terpelajar dan fasih yang memulai pelayanannya sebagai seorang Katolik. Dia adalah murid dari Johann Eck, theolog Katolik yang berdebat dengan Martin Luther. Dia mendapatkan gelar Doktor Theologi pada tahun 1513 dari Universitas Ingolstadt dan menjadi profesor theologi di sana. Setelah itu dia dijadikan imam kepala di katedral di Regensburg. Di sana dia berkhotbah melawan orang-orang Yahudi dan mengusir mereka dari kota dan menghancurkan sinagog mereka. Sebuah kapel yang didedikasikan kepada Maria lalu didirikan di atas reruntuhan tersebut.

Pada tahun 1522, dia sudah berkhotbah melawan Roma. Untuk waktu yang singkat dia berasosiasi dengan Ulrich Zwingli di Zurich, Switzerland, tetapi dia rindu untuk mengikuti Alkitab dalam segala hal. Dia menolak baptisan bayi dan pada tahun 1525 dia dibaptis atas dasar pengakuan iman pribadi dalam Kristus. Kemudian dia membaptis 300 orang pengikutnya dan orang-orang yang dia tobatkan. Awalnya dia membela metode baptisan pencurahan, tetapi segera dengan mengadopsi praktek alkitabiah penyelaman.

Dia menulis buku-buku yang hebat untuk pembelaan iman. Salah satunya adalah pembelaan terhadap baptisan orang percaya. Dia mengatakan, “Perintah Tuhan adalah untuk membaptiskan orang-orang yang percaya. Jadi, membaptiskan orang-orang yang tidak percaya, adalah hal yang dilarang.”

Hubmaier, seperti orang-orang Baptis lainnya pada zaman itu, memahami pentingnya kebebasan hati nurani. Pada tahun 1524, dia menulis sebuah traktat berjudul “Mengenai Para Penyesat dan Orang-Orang yang Membakar Mereka.” Dalam traktat itu dia memprotes penganiayaan yang dilakukan oleh Katolik dan Protestan:

“Pembakaran para penyesat tidak dapat dibenarkan dari Kitab Suci. Kristus sendiri mengajarkan bahwa lalang harus dibiarkan tumbuh bersama dengan gandum. Dia tidak datang untuk membakar, untuk membunuh, tetapi untuk memberikan kehidupan, dan kehidupan yang berlimpahan. Jadi, kiat harus berdoa dan mengharapkan perbaikan dalam diri orang-orang selama mereka masih hidup. Jika mereka tidak dapat diyakinkan melalui seruan-seruan terhadap akal budi mereka, atau melalui Firman Allah, mereka harus dibiarkan sendiri. Seseorang tidak bisa dibuat untuk melihat kesalahannya melalui api ataupun pedang. Tetapi jika adalah suatu kejahatan untuk membakar orang-orang yang menolak dan merendahkan Injil Yesus Kristus, betapa lebih jahatnya lagi untuk membakar orang-orang yang menjelaskan dan menjadi teladan terhadap firman Allah. Dengan alasan semangat bagi Allah yang sedemikian rupa, dan kebaikan jiwa-jiwa dan kehormatan gereja, semua itu adalah kebohongan. Sungguh seharusnya jelas bagi semua orang bahwa pembakaran para penyesat adalah cara Iblis” (dikutip oleh John Christian).

Hubmaier juga menerjemahkan bagian-bagian dari Perjanjian Baru. Semua ini dan buku-bukunya dimasukkan dalam Daftar Buku-Buku Terlarang Roma.

Dia adalah seorang pengkhotbah dan pendebat yang hebat. Para pembela baptisan bayi mencari dukungan dalam perikop Lukas 18:15-17, di mana Kristus memberkati anak-anak dan berkata, “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.” Ketika ini disinggung dalam sebuah debat antara Hubmaier dengan pemimpin Protestan Œcolampadius di Basel, Switzerland, Hubmaier dengan bijak menjawab, “Beritahu saya, apakah anak-anak ini yang dikasihi, diterima, dan diberkati oleh Tuhan kita, sudah dibaptis sebelumnya, atau tidak? Jika sudah, maka perikop ini tidak bisa dipakai sebagai argumen untuk memperbolehkan baptisan karena tidak ada hubungan dengan baptisan. Jika belum, maka benarlah saya memahami bahwa Kristus memanggil, menerima, dan mengasihi anak-anak yang tidak dibaptis. Jadi, untuk apa mereka dibaptis?”

Berikut ini adalah sebuah contoh dari debat dia dengan Zwingli:

Zwingli: “Ada banyak hal selain baptisan bayi, yang tidak disebutkan secara eksplisit dalam Alkitab, tetapi tidak bertentangan dengan Allah.”

Hubmaier: “Diamlah, Zwingli, kalau tidak nanti Faber, si Katolik, akan mendengar engkau. Hal yang sama dia katakan kepadamu, tetapi engkau menuntut ada perikop yang jelas dari dia.”

Hubmaier ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara oleh kaum Protestan di Zurich pada Januari 1526, di tengah musim dingin, dan ditahan di sana selama empat bulan yang panjang. Permohonannya kepada teman lamanya, Zwingli, diabaikan. Istrinya juga dimasukkan ke dalam penjaran. Hubmaier baru saja sembuh dari suatu penyakit yang hampir membuat dia mati. Kesehatannya rusak. Dalam kondisi yang sangat menyedihkan dan menekan ini, dia disiksa di atas rak penyiksaan oleh otoritas Protestan di kota itu yang tidak kenal belas kasihan, dan pada tanggal 6 April 1526, Hubmaier yang hancur dalam derita, setuju untuk menyangkali apa yang dia percaya.

Orang-orang Zurich dikumpulkan ke katedral untuk mendengarkan penyangkalan iman pengkhotbah Baptis yang dikenal umum ini. Pertama-tama Zwingli menyampaikan sebuah khotbah melawan “para penyesat.” Lalu semua mata berpaling kepada Hubmaier, yang maju ke depan untuk membacakan penyangkalan imannya. Sambil dia mulai membaca dengan suara yang bergetar, dia menangis. Sambil dia bergetar dalam pergumulan berat, tiba-tiba dia dikuatkan oleh Tuhan. Dia berseru, “BAPTISAN BAYI BUKAN DARI ALLAH, DAN MANUSIA HARUS DIBAPTIS DALAM IMAN KEPADA KRISTUS!”

Kekacauan segera terjadi! Ada orang-orang yang berteriak-teriak memarahi dia, sementara lainnya menyerukan pujian. Otoritas Zurich segera membawa dia kembali ke sel penjara.

Di sanalah dia menulis kata-kata doa yang mulia ini kepada Allah: “O, Allah yang immortal, inilah imanku. Saya mengakuinya dengan hati dan mulut, dan telah menyaksikannya di depan umum, di hadapan Gereja dalam baptisan. Dengan setia saya meminta Engkau menjaga saya dengan kasih karunia sampai akhir hidupku, dan seandainya saya dipaksa keluar darinya oleh karena ketakutan manusiawi dan kepengecutan, oleh tirani, penganiayaan, pedang, api, atau air, saat ini saya memohon kepadaMu. O, Bapa yang penuh kasih, bangkitkan aku lagi dalam kasih karunia Roh KudusMu, dan janganlah biarkan aku pergi tanpa iman ini. Aku memohonkan hal ini dari dalam relung hatiku, melalui Yesus Kristus, PutraMu yang paling terkasih, Tuhan dan Juruselamat kami. Bapa, dalam Engkau aku menaruh harapanku, jangan pernah biarkan aku menjadi malu.”

Pada sekitar pertengahan tahun 1526, dia lolos dari penjara melalui bantuan beberapa orang teman, dan akhirnya berasosiasi dengan pengkhotbah-pengkhotbah Baptis di Augsburg, Jerman. Dia membaptis Hans Denk, gembala dari Jemaat Augsburg, dan dia juga ikut serta dalam konvensi pengkhotbah Baptis yang diadakan di sana tahun 1527.

Hubmaier banyak berperjalanan di Eropa Tengah dan Barat, selalu dalam ancaman penangkapan oleh otoritas gerejawi. Khotbah-khotbahnya terutama diberkati di Moravia. Di sana 6000 petobat dibaptis dalam satu tahun.

Hubmaier ditangkap tahun 1528 dan dikirim ke Vienna. Pada tanggal 1 Maret, dia dibakar pada tiang pembakaran, mati tanpa bergeser dari iman alkitabiah yang dia khotbahkan. Sambil dia bersiap untuk menghadapi api, istrinya menguatkan dia untuk tetap teguh dalam Kristus. Janggut dan rambutnya terbakar oleh api sambil dia berseru, “O Yesus, Yesus.” Dia mati dalam asap dan api.

Delapan hari kemudia, istrinya yang setia bergabung dengan suaminya dalam kemuliaan, ketika dia ditenggelamkan oleh para penganiaya yang kejam itu. Sebuah batu yang berat diikatkan ke lehernya, dan dia dilemparkan dari sebuah jembatan ke sungai Danube.

Motto Hubmaier adalah “Kebenaran Itu Kekal.”

Himne Balthasar Hubmaier, “A Song in Praise of God’s Word” (dapat dinyanyikan dengan nada lagu “Our God Our Help in Ages Past”)–

Rejoice, rejoice, ye Christians all,
And break forth into singing!
Since far and wide on every side
The word of God is ringing.
And well we know, no human foe
Our souls from Christ can sever;
For to the base, and men of grace,
God’s word stands sure for ever.

O Adam, Adam, first of men,
What future did fate send you?
After your fall in Paradise
How did your God befriend you?
His holy word from him you heard,
That word which faileth never,
To tend’rest age, to hoary sage,
God’s word stands sure for ever.

O Noah, Noah, man of God,
Thy God hath thee selected
And sworn to thee an oath, since thou
His word hast not rejected:
“With flood again to drown all men
My wrath shall hasten never”;
To swollen pelf, to want itself, [pelf is wealth]
God’s word stands sure for ever.

And Abraham believed his God,
And so, for his devotion,
His faith became his righteousness,
His seed like sands of ocean.
Thus has God done for every one,
Who trust him perish never;
To every one who builds thereon
God’s word stands sure for ever.

And Lot, devout, God-fearing man,
Two angels came to find him,
And lead him out from Sodom safe,
Nor should he look behind him.
God’s fiery flood therein withstood
No living thing whatever;
All men, like Lot, must pay their scot,
God’s word stands sure for ever.

O David, David, king and lord,
A man of God’s own choosing,
God’s truth he hid within his heart
Beyond all fear of losing.
From David’s seed Christ should proceed,
He swore who changeth never;
In heaven and on earth the same
God’s word stands sure for ever.

Jesus the Christ, of Mary born
And of the Holy Spirit,
What all the prophets promisèd
We shall in him inherit.
“Hear him,” the call of God to all,
To save us his endeavour;
To him all praise and honour raise—
God’s word stands sure for ever.

Now hear, now hear, and mark with care
What else for us is written,
And learn from his new Covenant
What more to do we’re bidden.
And what of old has been foretold
Of Christ our Lord and Saviour;
To latest hour, in vaster power,
God’s word stands sure for ever.

Matthew, the first evangelist,
From Roman service taken,
Has now become chief counsellor
And has his sins forsaken;
Hears Jesus call, who says to all,
“Follow with best endeavour.”
In ample fame, always the same,
God’s word stands sure for ever.

And Mark, yes, Mark, the second is,
And richly he has taught us
The knowledge of that mighty power
Wherewith our Lord has brought us
To faith in God, to which is owed
All goodness whatsoever;
For all men’s tears, for all men’s jeers,
God’s word stands sure for ever.

Luke also follows in the train
And tells the gospel story:
The wondrous works of Christ, and how
From heaven the God of glory
To men undone has sent his Son
That men might perish never;
Believe we must, or bite the dust,
God’s word stands sure for ever.

And John, the fourth evangelist,
A youth of wondrous beauty,
Reveals to us the Word divine
And teaches us our duty.
With faith and love your calling prove
And seek no other lever;
It gives no aid to hoe or spade,
But God’s word stands for ever.

And Saul, God’s chosen vessel he,
His early sin repented:
He stormed and strove against the saints
As if he were demented.
In vain the age ‘gainst us shall rage,
Our souls from Christ to sever;
In time of ill our stronghold still,
God’s word stands sure for ever.

O Paul, O Paul, what fruit of all
Thy writings in their season!
The truth thou hast declared shall stand
Against all human reason.
Sin is o’erthrown by faith alone,
And, though the great and clever
Were all employed to make it void,
God’s word stands sure for ever.

And Peter, Jude, and James, all three
Do follow in this teaching;
Repentance and confession they
Through Christ our Lord are preaching
In him men must put all their trust,
Or they shall see God never;
The wolf may tear, the lion, bear,—
God’s word stands sure for ever.

Ah, man, blind man, now hear the word,
Make sure your state and calling;
Believe the Scripture is the power
By which we’re kept from falling.
Your valued lore at once give o’er,
Renounce your vain endeavour;
This shows the way, no longer stray,
God’s word stands sure for ever.

O Jesus Christ, thou Son of God,
Let us not lack thy favour,
For what shall be our just reward
If the salt shall lose its savour?
With angry flame to efface thy name
In vain shall men endeavour;
Not for a day, the same for aye,
God’s word stands sure for ever.

Praise God, praise God in unity,
Ye Christian people sweetly,
That he his word has spread abroad—
His word, his work completely.
No human hand can him withstand,
No name how high soever;
And sing we then our glad Amen!
God’s word stands sure for ever.
(Balthasar Hübmaier, “A Song in Praise of God’s Word”)

This entry was posted in Penganiayaan / Persecution, Sejarah dan Doktrin Baptis. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *