Hati-Hati terhadap Pikiran yang Gelap

(Berita Mingguan GITS 13 Maret 2021, sumber: www.wayoflife.org)

Dalam Roma pasal 1, rasul Paulus menggambarkan kejatuhan rohani dan moral dari umat manusia. Berawal dari penolakan akan Allah dan berpusat pada pikiran-pikiran, imajinasi-imajinasi jahat dari hati. “Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap” (Rom. 1:21). Hasilnya adalah penyembahan berhala dari kebengkokan moral (Rom. 1:23-28). Jalan menurun ini berpusat pada “hawa nafsu yang memalukan” dan “pikiran-pikiran terkutuk” (Rom. 1:26, 28). Ini adalah hasil akhir jika kita membiarkan pikiran untuk bermain-main dengan hal-hal yang kotor dan jahat. Ketika seseorang membiarkan pikirannya terus berdiam pada kejahatan, membiarkan dirinya menyenangi dan mengejar kejahatan dalam imajinasinya, maka ia membuka pintu kepada segala hal jahat. Petugas FBI bagian profil penjahat, Robert Kessler, yang telah mempelajari banyak pembunuh serial, mengatakan, “Riset saya meyakinkan saya bahwa kuncinya bukanlah pada trauma masa kecil, tetapi pada berkembangnya pola pikir yang bengkok. Orang-orang ini termotivasi untuk membunuh oleh karena fantasi mereka. Hal ini terjadi secara bertahap, kata seorang pembunuh. Karena sudah bosan akan level fantasi tertentu, maka akan dibuat fantasi yang semakin hebat dan aneh. … Semua pembunuh yang kami wawancarai mempunyai fantasi yang kuat; mereka membunuh untuk membuat terjadi di dunia nyata apa yang telah mereka lihat berulang kali dan berulang kali dalam pikiran mereka sejak masa anak-anak dan pemuda. Sebagai pemuda remaja, bukannya mengembangkan ketertarikan dan aktivitas yang normal dengan sesama, di dunia nyata tempat mereka tidak bisa mengontrol penuh apa yang terjadi, para pembunuh melarikan diri ke fantasi-fantasi seksual yang penuh kekerasan, di mana mereka bisa mengontrol dunia mereka” (Kessler, Whoever Fights Monsters, hal. 110). Ini adalah peringatan yang nyaring dalam zaman internet dan zaman video game ini, ketika setiap imajinasi gelap yang diinginkan bisa tersedia dengan beberapa klik mouse atau swipe jari. Kita tidak bisa mengontrol apa yang muncul di pikiran, tetapi kita bisa mengontrol apa yang kita sengaja masukkan ke dalam pikiran kita, dan kita bisa mengontrol pikiran kita mau berfokus pada hal apa. Ada pepatah, “Kamu tidak bisa mencegah burung hinggap di kepala mu, tetapi kamu bisa mencegah dia membuat sarang di sana.” Jauh lebih baik untuk terlalu berhati-hati daripada kurang berhati-hati.

This entry was posted in Renungan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *