Ulang Tahun Ke-78 Mick Jagger

(Berita Mingguan GITS 31 Juli 2021, sumber: www.wayoflife.org)

Mick Jagger, pendiri dan pentolan dari rock band Rolling Stones, berusia 78 tahun pada 26 Juli lalu ini. Dia masih melompat sana sini di panggung rock. Band dia merencanakan sebuah tur di US yang akan mulai bulan September. Rolling Stones telah memainkan pengaruh yang besar dalam masyarakat, dan pengaruhnya adalah jahat. Sejak pendirian mereka, mereka telah mengkhotbahkan injil palsu tentang “Saya bebas melakukan apapun yang saya mau kapanpun juga.” Konser Rolling Stones pernah digambarkan sebagai suatu “orgy perayaan seksual, dengan Jagger sebagai pemandu sorak utama. Sambil bergaya dan berjoget di atas panggung, performa-performanya yang kebanci-bancian menyenangkan baik laki-laki maupun perempuan” (Larson’s Book of Rock, hal. 181). Sambil dia bertambah usia, Jagger bahkan pernah bernyanyi tentang Yesus Kristus, “menemukan kasih karunia,” dan “sukacita” yang membuat hatinya bernyanyi (lagu “Joy” dalam album Goddess in the Doorway), tetapi ini adalah kristus palsu dan kasih karunia palsu jika diuji berdasarkan Firman Allah. Para rock&rollers telah bernyanyi tentang spiritualitas sejak tahun 1950an, tetapi kristus dalam rock & roll adalah kristus new age yang tidak mengklaim diri sebagai Allah dan Juruselamat, yang tidak kudus, yang tidak memperingatkan tentang penghakiman dan neraka, yang tidak menuntut pertobatan, dan tidak mengharuskan kelahiran kembali. Spiritualitas rock & roll adalah kerohanian sinkretistik yang mencakup dan menerima segala sesuatu. Mick Jagger tidak pernah mengungkapkan penyesalan karena telah mengejek hukum-hukum Allah yang kudus dan masa lalunya yang anti terhadap Kristus. Pada tahun 1970an, majalah Newsweek menyebut Jagger “Lucifer-nya rock” dan “si roller yang tak suci.” Pada tahun 1968, sampul dari album mereka Their Satanic Majesty’s Request menggambarkan para Stones sebagai penyihir-penyihir. Pada tahun 1969, tur Rock ‘n’ Roll Circus diakhiri dengan lagu “Sympathy for the Devil” dan Jagger merobek bajunya untuk memperlihatkan sebuah tato Iblis di dadanya. Pada tahun 2010, Keith Richards, seorang anggota dari Rolling Stones berkata, “Saya tidak memasukkan kematian ke dalam agenda saya. Saya belum mau ketemu dengan sobat lama saya Lucifer” (“Richards: Mick Jagger Was “Unbearable,” Reuters, 15 Okt. 2010). Pada akhirnya, Mick Jagger dan Keith Richards, dll., hanyalah orang-orang berdosa yang memerlukan keselamatan yang Allah tawarkan. Mereka bisa diselamatkan melalui pertobatan kepada Allah dan iman dalam Tuhan Yesus Kristus (Kis. 20:21), tetapi waktu sudah hampir habis.

This entry was posted in Kesesatan Umum dan New Age, musik. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *