Penerbit Kristen Dikunci Dari Twitter Karena Menyebut Seorang Pejabat Transgender Sebagai Laki-Laki

Berikut ini dikutip dari Christian Headlines, 23 Maret 2022: “Twitter telah mengambil tindakan terhadap platform media Kristen Babylon Bee dan The Christian Post karena menyebut Asisten Sekretaris Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, Rachel Levine, seorang pria. The Babylon Bee, sebuah situs berita satir, dikunci dari Twitter karena ‘perilaku kebencian’ setelah memposting tweet yang menyebut Levine, seorang wanita transgender dalam Administrasi Biden, sebagai ‘Man of The Year’ mereka Sabtu lalu. Tweet tersebut merupakan bentuk ejekan terhadap USA Today, yang menyebut Levin sebagai salah satu ‘Women of the Year’ awal bulan ini. Meskipun dihukum oleh Twitter, CEO Babylon Bee, Seth Dillon menegaskan bahwa mereka tidak akan menghapus tweet tersebut. “Kami tidak akan menghapus apapun,” tulisnya pada hari Senin di akunnya. ‘Kebenaran bukanlah ujaran kebencian. Jika harga untuk mengatakan kebenaran adalah hilangnya akun Twitter kami, maka biarlah.’ … Twitter juga memberlakukan hukuman yang sama pada publikasi berita Kristen The Christian Post karena men-tweet artikelnya dengan judul, ‘USA Today menyebut Rachel Levine, seorang pria, di antara Women of the Year-nya.’ Pada hari Jumat, Twitter mengirim email ke The Christian Post yang menuduh outlet berita tersebut melanggar kebijakannya terhadap ‘perilaku kebencian’ dan melarang akun tersebut memposting artikel baru dan ‘untuk sementara’ membatasi beberapa fitur lainnya di akun Twitter mereka. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan untuk Faithwire, reporter investigasi senior The Christian Post tentang etika seksual dan gerakan trans, Brandon Showalter, menjelaskan mengapa outlet tersebut menolak untuk menghapus tweet tersebut. “Alasan The Christian Post bersikukuh menggunakan bahasa demikian, terutama ketika melaporkan perkembangan ideologi transgender, adalah karena kami menghargai kebenaran,” kata Showalter. “Jika kami gagal menjaga integritas tentang apa dan bagaimana kami melaporkan isu-isu penting ini, kami sangat merugikan pembaca kami yang mengandalkan kami untuk berkomunikasi dengan jujur. Kami tidak bisa, dengan hati nurani yang baik, menghilangkan kebenaran fisiologi kami dengan kata-kata yang tidak memiliki arti atau memiliki arti sebaliknya,’ demikian dia tegaskan.”

This entry was posted in LGBT, Teknologi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *